Artikel Terbaru

Saturday, October 15, 2016

Sosok Petani Inspiratif Kang Ipung,Petani Melon Model Tumpangsari


Pria kelahiran Klaten 42 tahun yang silam bernama lengkap Ida Purwadi adalah sosok petani melon yang sarat pengalaman telah menekuni budi daya Melon sejak tahun 1999 sejak masih di Klaten sampai akhirnya bertempat tinggal di Desa Klanding Kecamatan Somagede,Banyumas.

Kang Ipung, begitu panggilan sehari harinya membagi pengalaman dan ilmunya pada Kang Mul yang berkunjung di kebunnya yang terletak dipinggir sebelah kiri jalan raya Somagede-Banjarnegara.

Ia menanam 5000 pohon melon dengan dua varietas masing-masing Melon Sakata dan Melon 434 Action, dua varietas Melon asal Jepang dan Thailand.Untuk varietas melon Sakata daging buahnya berwarna merah dan melon 434 action berwarna hijau.

Melon Sakata harganya jauh lebih mahal dibandingkan Melon 434 Action karena warna, rasa dan tekstur daging buahnya sangat berebeda, Harga Melon Sakata bisa mencapai Rp.17.000/Kg sedangkan harga Melon 434 Action Rp.13.000.pada saat tahun baru, natal,atau imlek.

Berat Melon milik kang Ipung rata-rata beratnya 2,kg bahkan ada yang mencapai 4,7 kg.,Kenapa melon Kang Ipul bobot buahnya bisa besar oleh karena menggunakan teknik pembuahan buah tunggal. artinya satu pohon melon diambil buahnya satu buah dengan batasan 8-9 ros daun dari permukaan tanah,

Buah yang dibesarkan diseleksi daimbil yang berbentuk simetris, sementara buah yang tak simetris dibuang, jadi satu pohon melon yang dibuahkan hanya satu buah sampai besar dan matang ,siap dipanen berkisat umur 60 hari,

Untuk setiap pohon, biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp.10,000 rupiah meliputi biaya sewa laha,membeli bibit, ongkos tenaga kerja pengolahan lahan, perawatan, pupuk, zpt , fungisida dan insektida,bambu, tali rafia ,plastik MPHP.

Sebelum menanama bibit melon ,ia terlebuh dahulu menyiapkan lahan dengan melakukan pencangkulan kemudian tanah itu dibikin bedengan memanjang disesuaikan dengan luas dan konsisi lahan. Jaraka antar bedengan 60 cm.

Kemudian tanah bedengan itu ditaburi pupuk petroganik ,dicampur pupuk NPK racikannya sendiri karena menggunakan pupuk NPK mutiara harganya sangat mahal, maka untuk ongkos biaya produksi ia memlih membuat sendiri

Sesudah dikasih pupuk bedangan itu dipupuk dengan plastik MPHP (Mulsa Plastik Hitam Putih) yang telah dilubangi dbikin dua baris dengan jarak 60 x 60 cm dengan dengan warna putih diletakan diatas dengan tujuan untuk mengurangi sengatan cahaya matahari dan warna hitam dibawah dengan tujuan menjaga kelebmbaban suhu media tanah.

Langkah selanjutnya memasang ajir yang terbuat dari bambu dengan ketinggian 180 cm dan dislingkan dengan ajir disebelah barisan depannya ,Ajir itu kemudian dipasang potongan bambu mendatar berjarak 10 cm dari tanah yang disiapkan untuk tegakan buah melon juga digunakan untuk memperkuat tegakan antar ajir,

Sesudah tujuh hari lobang tanam diisi bibit tanam yang telah disemaikan selama kurang lebih dua minggu atau 14 hari di tempat persemaina dengan menggunakan polibag kecil yang telah berdaun 2-3 helai,

Sesudah penanaman tinggal melakukan perawatan dengan malakukan penyiraman, karena tanaman buah memerlukan air sebanyak 70%,karena saai ini masih musim hujan ,Kang Ipung tak melakukan penyiraman , hanya menjaga teras agar air tak menggenani bedengan.

Setelah pohon mulai tumbuh untuk merangsang bunga diberikan zat perangsang tumbuh (ZPT) antonik agar bunga cepat tumbuh.Penyerbukan dialkukan pada pagi hari tidak melebihi pukul 09,00 wib dengan alasan kuncup bunga sudah menutup maka penyerbukan kurang berhasil

Dalam satu pohon ditumbuhkan 2-3 atau 4 buah kemudia dilakukan pemilihan dengan memilih buah yang simetris yang dibuahkan sampai besar, Bisa juga dua buah karena berbagai pertimabangan.

Untuk mengatasi penyakit yang menyerang tanaman buah melon Kang Ipung menggunakan peptisida dan fungisida , Penggunaan peptisida dan fungsida dilakukan dengan sangat hati-hati dan dosisi sesuai dengan yang telah ditentukan agar kwalitas buah tetap terjaga.

Panen Melon pagi ini berkisar 1.7,ton ,karena hambatan cuaca sehingga hasil panenya tidak maksimal .Hasil panenya diborong oleh pembelinya dari Gamping Yogyakarta dengan harga borongan Rp.12.000 ,maka uang yang didapat sebebar Rp.24,000.000 padahal modal yang dia keluarkan Rp.10.000.000/1000 pohon dalam 60 hari Kang Ipung mengantongi keuntungan Rp.20,400,00-Rp10.000,000.= Rp.10.400.000...wow

Sesudah panen melonnya,Kang Ipung tak lagi menanam Melon karena menggunakan sistem tumangsari atau teknik pergiliran tanaman, Selesai panen, lobang-lobang plastik bekas pohon melon ditanaman benih kacang panjang kemudian cabai.baru ditanaman melon lagi.

Tanaman tumpangsari kacang panjang dan cabai tak memerlukan ongkos banyak karena media yang ada bisa dipakai sampai 1,5 th-2 th. sebuah efeisiensi model budi daya yang sangat menguntungkan.

Artinya sekali mengeluarkan biaya pengolahan tanah dapat duguanakan selama 2 th dan menghasillkan nilai ekonomi yang cukup banyak baik dari panen melon maupun kacang panjang dan cabai.


Karangnangka 1 Mei 2016

0 comments:

Post a Comment