Nama grumbul Mbrobot Desa Tambaksogra Kecamatan Sumbang Banyumas tak
bisa dilepaskan dari nama seorang penyiar agama Islam yang bernama
Syeikh Aulia Muhada Nur Kalam .yang dikenal di masyarakat dengan sebutan
Mbah Nur Kalam.
Dahulu kala sebelum kedatangan Mbah Nur Kalam suasana pedukuhan/grumbul Mrobot masih gung liwang liwung berupa hutan belantara yang belum banyak dihuni umat manusia.
Saat itu baru ada satu keluarga yang bertempat tinggal di pedukuhan Mbrobot, Sayang nama keluarga itu tidak bisa dijelaskan ,namun masih ada silsilahnya dengan seorang penduduk grumbul Mbrobot bernama Kartawiyasa
Suara Letusan
Pada suatu hari tepatnya hari Kamis Wage jam 12 siang terdengan letusan dari arah pedukuhan seperti bunyi rumah yang terbakar
Bunyi letusan berulang kali terjadi lagi pada hari Kamis Wage pada waktu yang sama jam 12 siang itu belum juga reda terdengar nyaiaring sampai ke tetangga pedukuhan maupun desa lainnya.
Tak lama kemudian pada hari Kamis Wage datanglah seorang laki-laki dari arah timur menuju daerah pedukuhan Mbrobot.sekarang
Lelalki itu berhenti sejenak mengehentikan langkahnya,mendengar letusan yang terjadi dari arah tengah pedukuhan itu.,,,pretak... pretek
Setelah mengamati dengan seksama suara letusan , ,lelaki itu bergegas menuju pusat suara letusan.
Langkah demi langkah dilalui melewati hutan belantara yang penuh duri dan semak-semak yang menghadang perjalananna ke pusat suara letusan.
Sesampainya di sana, lelaki itu terdiam ,mengehla nafas sejenak sembari memejamkan matanya.
Suara letusan yang terdengar dari kejauhan yang saat ia dalam perjalanan ternyata di dalam pedukuhan tak ada kejadian apapun,
Asal Muasal Mbrobot
Untuk mengatasi kejadian aneh yang sering terjadi di pedukuhan itu,Lelaki pendatang itu bernama lengkap Muhada Nur Kalam melakukan tirakat selama 40 hari lamanya.
Memohon pertolongan Alloh SWT agar kejadian yang menimpa pedukuhan segera bisa diatasi
Beliau hanya berbuka hanya dengan sekepal nasi putih dan segelas air minum selama menjalani riyadoh,
Setiap 10 hari beliau merubah posisi duduknya ,dimulai dari arah selatan selama 10 hari ,10 hari bergeser ke arah barat,kemudian 10 hari ke arah utara dan terakhir kalinya selama 10 hari menghadap ke timur.
Setelah selama 40 hari melakukan tirakat dan bertepatan dengan hari Kamis Wage ,suara letusan yang bisanya terjadi tidak terjadi lagi,
Mbah Nur Kalam kemudian berkata:
"Rejaning jaman mbesuk panggonan iki dejenengi Mbrobot"
(Pada akhir jaman besok tempat ini diberi nama Mbrobot)
Sejak saat itulah pedukuhan itu bernama Mbrobot sampai sekarang ini termasuk wilayah Desa Tambaksogra,Kecamatan Sumbang ,Banyumas.
Mbah Nur Kalam sepanjang hayatnya diabdikan diabadikan untuk syiar agama Islam di daerah Mbrobot dan Kecamatan Sumbang dan sekitarnya.
Silsislah Mbah Nur Kalam
Mbah Nur Kalam merupakan putra Nur Ali biladitarik silsilah ketas dari ibunya Nur Ali maka akan sampai ke Nyai Singa Wijaya ,Mertawijaya Sedo Krapyak,dan seterusnya Panembahan Senopati ke Ki Ageng Pemanahan.,Akmad Langu.dan Akmad Langu merupakan putra Raden Rahmat dengan Conrowati
Bila ditarik silisilahnys dari Ayah Nur Ali yaitu Singa Wijaya akan menuju Singanegara,Merkapura,Langkap,Perlangon,Banyak Galuh,Kamandaka,Siliwangi,,Lingga Wesi,Lingga Larang,Lingga Lia,Lingga Wastu,Siung Wanara,Mundingwangi...
Dari perkawinannya dengan Nyai Muhada ,Mbah Nur Kalam dikaruniani seorang putra bernama Khasan Besari .
Khasan Besari mempunyai putra sebanyak 4 orang yaitu Nida Besari , Khasan As'ad ,Khasan Munadi, Khasan Mujabar.
Keturunan Mbah Nur Kalam tersebar di berbagai daerah diantaranya di Banyumas dari Nida Besari ,Pasuruan dari Khasan As'ad dan Khasan Mujabar serta Malang dari Khasan Munadi.
Makam Mbah Nur Kalam terletak di sebelah kiri jalan sebelum Kali Pangkon grumbul Mbrobot RT 4 /RW 3 tepatnya 200 m dari Masjid Al Huda belok kiri dari jalan raya Sumbang Baturaden.
Makamnya sangat sederahana dikelilingi pohon bambu yang menghiasi disebelah kanan dan kirnya.
Ditempat inilah Mbah Nur Kalam melakukan tirakat selama 40 hari 40 malam bermunajat memohon kepada Allaoh SWT agar diberi jalan mengatasi letusan yang terjadi disekitar daerah itu,
Sampi hari ini banyak diziarahi uamt Islam dari berbagai daerah baik dari daerah Kabupaten Banyumas ,Purbalingga, Pasuruan,Jombang,Surabaya,Malang dan daerah daerah lainnya.
Karangnangka 18 Agustus 2016
Mulyono Harsosuwito Putra
Institut Studi Pedesaan dan Kawasan
Sumber:
Wawancara dengan bpk Syarifudin pada tanggal 18 Agustus 216
Silisilah Keluarga Mbah Nur Kalam
Dahulu kala sebelum kedatangan Mbah Nur Kalam suasana pedukuhan/grumbul Mrobot masih gung liwang liwung berupa hutan belantara yang belum banyak dihuni umat manusia.
Saat itu baru ada satu keluarga yang bertempat tinggal di pedukuhan Mbrobot, Sayang nama keluarga itu tidak bisa dijelaskan ,namun masih ada silsilahnya dengan seorang penduduk grumbul Mbrobot bernama Kartawiyasa
Suara Letusan
Pada suatu hari tepatnya hari Kamis Wage jam 12 siang terdengan letusan dari arah pedukuhan seperti bunyi rumah yang terbakar
Bunyi letusan berulang kali terjadi lagi pada hari Kamis Wage pada waktu yang sama jam 12 siang itu belum juga reda terdengar nyaiaring sampai ke tetangga pedukuhan maupun desa lainnya.
Tak lama kemudian pada hari Kamis Wage datanglah seorang laki-laki dari arah timur menuju daerah pedukuhan Mbrobot.sekarang
Lelalki itu berhenti sejenak mengehentikan langkahnya,mendengar letusan yang terjadi dari arah tengah pedukuhan itu.,,,pretak... pretek
Setelah mengamati dengan seksama suara letusan , ,lelaki itu bergegas menuju pusat suara letusan.
Langkah demi langkah dilalui melewati hutan belantara yang penuh duri dan semak-semak yang menghadang perjalananna ke pusat suara letusan.
Sesampainya di sana, lelaki itu terdiam ,mengehla nafas sejenak sembari memejamkan matanya.
Suara letusan yang terdengar dari kejauhan yang saat ia dalam perjalanan ternyata di dalam pedukuhan tak ada kejadian apapun,
Asal Muasal Mbrobot
Untuk mengatasi kejadian aneh yang sering terjadi di pedukuhan itu,Lelaki pendatang itu bernama lengkap Muhada Nur Kalam melakukan tirakat selama 40 hari lamanya.
Memohon pertolongan Alloh SWT agar kejadian yang menimpa pedukuhan segera bisa diatasi
Beliau hanya berbuka hanya dengan sekepal nasi putih dan segelas air minum selama menjalani riyadoh,
Setiap 10 hari beliau merubah posisi duduknya ,dimulai dari arah selatan selama 10 hari ,10 hari bergeser ke arah barat,kemudian 10 hari ke arah utara dan terakhir kalinya selama 10 hari menghadap ke timur.
Setelah selama 40 hari melakukan tirakat dan bertepatan dengan hari Kamis Wage ,suara letusan yang bisanya terjadi tidak terjadi lagi,
Mbah Nur Kalam kemudian berkata:
"Rejaning jaman mbesuk panggonan iki dejenengi Mbrobot"
(Pada akhir jaman besok tempat ini diberi nama Mbrobot)
Sejak saat itulah pedukuhan itu bernama Mbrobot sampai sekarang ini termasuk wilayah Desa Tambaksogra,Kecamatan Sumbang ,Banyumas.
Mbah Nur Kalam sepanjang hayatnya diabdikan diabadikan untuk syiar agama Islam di daerah Mbrobot dan Kecamatan Sumbang dan sekitarnya.
Silsislah Mbah Nur Kalam
Mbah Nur Kalam merupakan putra Nur Ali biladitarik silsilah ketas dari ibunya Nur Ali maka akan sampai ke Nyai Singa Wijaya ,Mertawijaya Sedo Krapyak,dan seterusnya Panembahan Senopati ke Ki Ageng Pemanahan.,Akmad Langu.dan Akmad Langu merupakan putra Raden Rahmat dengan Conrowati
Bila ditarik silisilahnys dari Ayah Nur Ali yaitu Singa Wijaya akan menuju Singanegara,Merkapura,Langkap,Perlangon,Banyak Galuh,Kamandaka,Siliwangi,,Lingga Wesi,Lingga Larang,Lingga Lia,Lingga Wastu,Siung Wanara,Mundingwangi...
Dari perkawinannya dengan Nyai Muhada ,Mbah Nur Kalam dikaruniani seorang putra bernama Khasan Besari .
Khasan Besari mempunyai putra sebanyak 4 orang yaitu Nida Besari , Khasan As'ad ,Khasan Munadi, Khasan Mujabar.
Keturunan Mbah Nur Kalam tersebar di berbagai daerah diantaranya di Banyumas dari Nida Besari ,Pasuruan dari Khasan As'ad dan Khasan Mujabar serta Malang dari Khasan Munadi.
Makam Mbah Nur Kalam terletak di sebelah kiri jalan sebelum Kali Pangkon grumbul Mbrobot RT 4 /RW 3 tepatnya 200 m dari Masjid Al Huda belok kiri dari jalan raya Sumbang Baturaden.
Makamnya sangat sederahana dikelilingi pohon bambu yang menghiasi disebelah kanan dan kirnya.
Ditempat inilah Mbah Nur Kalam melakukan tirakat selama 40 hari 40 malam bermunajat memohon kepada Allaoh SWT agar diberi jalan mengatasi letusan yang terjadi disekitar daerah itu,
Sampi hari ini banyak diziarahi uamt Islam dari berbagai daerah baik dari daerah Kabupaten Banyumas ,Purbalingga, Pasuruan,Jombang,Surabaya,Malang dan daerah daerah lainnya.
Karangnangka 18 Agustus 2016
Mulyono Harsosuwito Putra
Institut Studi Pedesaan dan Kawasan
Sumber:
Wawancara dengan bpk Syarifudin pada tanggal 18 Agustus 216
Silisilah Keluarga Mbah Nur Kalam
0 comments:
Post a Comment