Siapa sangka tanaman suku polong-polongan (Fabacea) yang bernama
Jengkol harganya sempat melambung mencapai Rp.100.000 setara dengan
harga daging sapi beberapa tahun yang silam. Melangitnya harga Jengkol
menjadi buah bibir masyarakat Indonesia dan membuka peluang budidaya di
sektor perkebunan oleh karena minimnya budidaya Jengkol secara
profesional.
Jengkol (Archidendron pauciforum, sinonim A jiringa ,Pithecellobium jiringa dan P Lobatum ) tanaman khas asal Asia Tenggara sangat digemari banyak kalangan, baik dimakan sebagai lalap dengan sambal terasi, semur atau dibikin balado, emping dan aneka makanan lainnya. Meski berbau sesudah memakannya tak urung banyak masyarakat menyukainya karena bau yang ditibulkannya dengan mudah diatasi dengan memakan beras atau pasta gigi dll.
"Jengkolen", begitu akibat yang ditimbulkan memakan jengkol, namun hal itu bisa diatasi dengan membuang bakal tunas sebeum memakannya karena bakal tunas yang menyelip dalam buah jengkol terdapat asam jengkolet yang tinggi dan sukar larut di air pada PH yang asam menjadi penyebab utama "Jengkolen"
Jengkol mempunyai khasiat mencegah diabetes dan bersifat diuretik dan baik untuk kesehatan jantung. Tanaman yang buah berupa polong dan berbentuk spiral berwarna lembayung tua. Biji Berkulit ari tipis dan warna coklat mengkilat diperkirakan juga mempunyai kemampuan menyerap air tanah yang tinggi sehingga berguna bagi konservasi tanah di suatu tempat tumbuhnya.
Budi daya jengkol dapat dilakukan dengan biji maupun cangkokan.
Taksonomi :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo ; Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Archidendron
Species : Archidendron pauciforum
Nama daerah ;
Jengkol, jering, jingkol (Jawa), Jenghkol (Sunda), Jering (Gayo),Jarieng (Minahasa), Jaring (Lampung),Lubi (Sulawesi Utara)
Nama negara:
Jering (Malaysia),Da Nyin Thee ( Myanmar), Dog Fruit ( Eropa), Luk Nieng atau Luk Neang (Vietnam)
Karangnangka 14 Januari 2016
Jengkol (Archidendron pauciforum, sinonim A jiringa ,Pithecellobium jiringa dan P Lobatum ) tanaman khas asal Asia Tenggara sangat digemari banyak kalangan, baik dimakan sebagai lalap dengan sambal terasi, semur atau dibikin balado, emping dan aneka makanan lainnya. Meski berbau sesudah memakannya tak urung banyak masyarakat menyukainya karena bau yang ditibulkannya dengan mudah diatasi dengan memakan beras atau pasta gigi dll.
"Jengkolen", begitu akibat yang ditimbulkan memakan jengkol, namun hal itu bisa diatasi dengan membuang bakal tunas sebeum memakannya karena bakal tunas yang menyelip dalam buah jengkol terdapat asam jengkolet yang tinggi dan sukar larut di air pada PH yang asam menjadi penyebab utama "Jengkolen"
Jengkol mempunyai khasiat mencegah diabetes dan bersifat diuretik dan baik untuk kesehatan jantung. Tanaman yang buah berupa polong dan berbentuk spiral berwarna lembayung tua. Biji Berkulit ari tipis dan warna coklat mengkilat diperkirakan juga mempunyai kemampuan menyerap air tanah yang tinggi sehingga berguna bagi konservasi tanah di suatu tempat tumbuhnya.
Budi daya jengkol dapat dilakukan dengan biji maupun cangkokan.
Taksonomi :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo ; Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Archidendron
Species : Archidendron pauciforum
Nama daerah ;
Jengkol, jering, jingkol (Jawa), Jenghkol (Sunda), Jering (Gayo),Jarieng (Minahasa), Jaring (Lampung),Lubi (Sulawesi Utara)
Nama negara:
Jering (Malaysia),Da Nyin Thee ( Myanmar), Dog Fruit ( Eropa), Luk Nieng atau Luk Neang (Vietnam)
Karangnangka 14 Januari 2016
0 comments:
Post a Comment