Sastra
Gendhing merupakan buah pikiran karya Sultan Agung Hanyakrakusuma,
berisi ajaran moral, religius, seni filsafat dan mistik. Karya mistik
mengajarkan keselarasan lahir bathin dan awal akhir.(Purwadi.2005:3).
Dalam Sastra Gending ditampilkan ajaran spiritual Sultan Agung yang mengajarkan Manunggal Kawula Gusti yaitu melukiskan tujuan tertinggi manusia yaitu tercapainya kesatuan yang sesungguhnya dengan Tuhan.Hal itu digambarkan oleh pupuh Pangkur (bait 2 baris 1-7 dan bait 3baris 1-7).
Kanang sastra kalih dasa
Wit saestu tuduh kareping puji
puji asaling tumuwuh
mirid sing akkadiyat
sastra ha na ca ra ka pituduhipun
dene da ta sa wa la
kagentiyaning kang pamuji
Wahdiyat jati kang rinaras
ponang pa dha ja ya nya, anyekteni
kang nuduh lan kang tinuduh
sami santosanira
kahananya wakidiyat pambilipun
dene kang ma ga ba tha nga
wus kanyatan jatining sir
Terjemahan
huruf Jawa yang dua puluh banyaknya
itu adalah restu karena memberi petunjuk soal maksud puja puji
puji terhadap Yang maha asal mula hidup umat
menurut ilmu akkadiyat
pada huruf ha na ca ra ka kita mendapat petunjukknya
adapun huruf da ta sa wa la berganti soal mengenai si pemuji
itu menurut wahdat jati
huruf pa dha ja ya nya, mengikrari
yang menunjuk dan yang menerima petunjuk
kedua-duanya sama kuatnya
itu menurut ilmu: Wakidiyat
huruf ma ga ba tha nga, memberi isyarat
menegaskan hakekat niat
Referensi
-Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Sastra Gendhing.Yoyakarta:Proyek Javanologi
-Endraswara,Suwardi,2006.Mistik Kejawen,Sinkretisme, Simbolisme dan Sufisme dalam Budaya Spiritual Jawa,Yogyakarta:Narasi
-Purwadi,2005,Hidup, Mistik dan Kematian Sultan Agung, Yoyakarta:Tugu Publisher
Dalam Sastra Gending ditampilkan ajaran spiritual Sultan Agung yang mengajarkan Manunggal Kawula Gusti yaitu melukiskan tujuan tertinggi manusia yaitu tercapainya kesatuan yang sesungguhnya dengan Tuhan.Hal itu digambarkan oleh pupuh Pangkur (bait 2 baris 1-7 dan bait 3baris 1-7).
Kanang sastra kalih dasa
Wit saestu tuduh kareping puji
puji asaling tumuwuh
mirid sing akkadiyat
sastra ha na ca ra ka pituduhipun
dene da ta sa wa la
kagentiyaning kang pamuji
Wahdiyat jati kang rinaras
ponang pa dha ja ya nya, anyekteni
kang nuduh lan kang tinuduh
sami santosanira
kahananya wakidiyat pambilipun
dene kang ma ga ba tha nga
wus kanyatan jatining sir
Terjemahan
huruf Jawa yang dua puluh banyaknya
itu adalah restu karena memberi petunjuk soal maksud puja puji
puji terhadap Yang maha asal mula hidup umat
menurut ilmu akkadiyat
pada huruf ha na ca ra ka kita mendapat petunjukknya
adapun huruf da ta sa wa la berganti soal mengenai si pemuji
itu menurut wahdat jati
huruf pa dha ja ya nya, mengikrari
yang menunjuk dan yang menerima petunjuk
kedua-duanya sama kuatnya
itu menurut ilmu: Wakidiyat
huruf ma ga ba tha nga, memberi isyarat
menegaskan hakekat niat
Referensi
-Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Sastra Gendhing.Yoyakarta:Proyek Javanologi
-Endraswara,Suwardi,2006.Mistik Kejawen,Sinkretisme, Simbolisme dan Sufisme dalam Budaya Spiritual Jawa,Yogyakarta:Narasi
-Purwadi,2005,Hidup, Mistik dan Kematian Sultan Agung, Yoyakarta:Tugu Publisher
0 comments:
Post a Comment