Artikel Terbaru

Thursday, October 6, 2016

Suluk Linglung dan Wayang

Wayang merupakan gambaran kehidupan umat manusia dimuka bumi dan jagad semesta raya ini.
Sebagimana dalam Suluk Linglung ,sebuah suluk yang diambil dari Kitab Duryat karya Kanjeng Sunan Kalijaga yang telah digubah oleh Imam Anom pada tahun 1884,M salah satu keturunan Kanjeng Sunan Kalijaga yang isinya:

Badanira dipun kadi wayang,
kinudang aneng enggone
padhange blincongipun
ngibarate panggung reki
damare ditya wulan
kelir alam suwung
ingkang nenggo cipta keboh bumi etepe adege ringgit,
sinangga maring nanggap"

Artinya:
anggaplah ragamu wayang digerakkan
digerakkan ditempatnya
terangnya blencong itu
ibarat panggung kehidupanmu
lampunya bulan purnama
layar ibarat alam jagad raya yang sepi kosong yang selalu menunggu-nungu buah pikir/kreasi manusia.
batang pisang ibarat bumi tempat mukimnya wayangmanusia
hidupnya ditunjang oleh yang nanggap.(Imam Anom,1993:61)
Kanjeng Sunan Kalijaga menggambarkan

Wayang adalah raga manusia,sedangkan blencong atau merupakan perumpamaan panggung kehidupan
Kelir.atau layar adalah perumpamaan alam yang senantiasa menunggu proses kreasi dan inovasi manusia agar tidak sepi dan kosong

Batang pisang tempat menancapkan wayang diibaratkan sebagai bumi yang menjadi tempat tinggal umat manusiaSedangkan yang mengatur segala kehidupan umat manusia adalah Allah SWT.

Karangnangka 29 September 2016

Kepustakaan:
Imam Anom,Suluk Linglung,Sunan Kalijaga,terj Muhammad Khafidz Basri dkk,Jakarta:Balai Pustaka ,1993

0 comments:

Post a Comment