Artikel Terbaru

Monday, April 9, 2018

Kekuasaan dan Bisnis dalam Prespektif Ahmad Tohari

Kekuasaan dan Bisnis dalam Prespektif Ahmad Tohari
Budayawan Banyumas Ahmad Tohari jauh-jauh hari memperingatkan tentang kerancuan kekuasaan yang berkoalisi dengan kaum pengusaha yang pada ujung- ujungnya kolaborsi kekuasan dan bisnis menjadikan masyarakat menjadi lemah

Oleh karena kekuasaan berorientasi tidak untuk kemaslahatan umat akan tetapi untuk kepentingan pribadi .Dalam rangka memanfaatkan posisinya untuk mengeruk keuntungan yang sebebsar-besarnya untuk mengakses kepentingan bisnis pribadi lebih luas.dan mengakibatkan kerugian masyarakat karena mengesampingkan kepentingan rakyat yang jauh lebih besar.

"......Nah apa jadinya apabila kekuasaan yang mengikat ini bergabung dengan kepentingan bisnis. Kekuasaan dan kecenderungan bisnis yang selalu mengtaakan keuntungan materii akan menyapu dan melumpuhkan sama sekali kekuatan tawar menawar pihak ketiga yakni masyarakat biasa. Dengan kata lain kolaisi antara penguasa dan para pengusaha akan melemahkan masyarakat awam dan hal ini bertentagan dengan tujuan bangsa. Karena hidup serta satria berarti hidup untuk melayani dan mendahulukan kepentingan masyarakat.Orang yang ingin hidup kaya raya seharusnya tidak memilih menjadi pejabat. Lagi pula lebihpenting dari pada jumlah besar gaji, adalah sikap mental. Meski gaji dinaikan , bila mental lemah maka kekuasaan , maka kekuasaan yang melekat pada jabatan bisa dibisniskan. Dan hal itu bererti melanggar sumpah jabatan serta menyebabkan kerugian negara." Keluh Akhmad Tohari ( M,Roqib,2011, hal 256)

Menjadi penguasa sesungguhnya seluruh aspek kehidupannya memancarkan seorang ksatria dengan melayani masyarakat dengan sepenuh hati karena penguasa dalam kenegaraan kita yang menganut sistem demokrasi rakyat adalah penguasa sesungguhnya.
Seorang Ksatria menjadikan kekuasaan sebagai alat untuk mengabdikan dan mendedikasikan potensi dirinya dengan sifat kepemimpina yang sidiq,amanah, fatonah,dan amanah bagi kesejahteraan umatnya dalam upaya mencapai masyarakat adil dan makmur, baldathun thoyyibatun wa robbun Ghofur, Negeri sejahtera dan Bahagia .

Menjadi pejabat negara harus mempunyai mental kuat dan iktiqad yang suci untuk tidak menjadikan dirinya kaya raya , oleh karena menjadi pejabat negara bukan untuk mencari keuntungan dari jabatannya meraih uang sebanyak banyaknya layaknya seorang pengusaha dalam menjalankan roda bisninya.

Apa artinya gajih dinaikan kalau sikap mental pejabat negara masih lemah ,niscaya akanmudah dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain agar kekuasaan yang melekat pada jabantnya dijadikan ajang bisnis.

Pelanggaran atas sumpah jabatan menyebabkan kerugian negara dan kerugian masyarakat akibat tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh penguasa yang sewenang -wenang atas nama kekuasaan mengorbankan kepentingan masyarakat yang lebih luas .

Karangnangka 09/04/2018

Mulyono Harsosuwito Putra
Institut Studi Pedesaan dan Kawasan

0 comments:

Post a Comment