Artikel Terbaru

Tuesday, October 11, 2016

Konggres IV Partai Amanat Nasional (PAN) di Bali Amien Rais, Antara Perubahan dan Harmoni Oleh : Mulyono Harsosuwito Putra Ketua Institut Studi Pedesaan dan Kawasan



Partai Amanat Nasional (PAN) beberapa hari lagi akan   menggelar    Konggres IV  di Pulau Dewata Bali  tanggal 28 Februari – 2 Maret 2015, Konggres sebagai institusi pengambilan   keputusan tertinggi partai yang membahas beberapa agenda yaitu: membahas laporan pertanggunganjawaban Dewan Pimpina Pusat (DPP) tentang pelaksanaan program kerja, kebijaksanaan dan keuangan partai serta menilai laporan   Dewan Pimpinan Pusat (DPP) terhadap  perjalanan organisasi dalam satu periode, menetapkan  dan atau melakukan perubahan terhadap Platform dan Garis Garis  Besar Perjuangan Partai,  menetapkan dan atau melakukan peubahan Anggaran Dasar (AD) dan Rumah Tangga (ART), menetapkan program partai untuk periode berikutnya, menetapkan rekomendasi kebijakan partai, memilih dan menetapkan Ketua Formatur/Ketua Umum DPP dan anggota formatur Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Memilih dan menentapkan Ketua Majelis Penasehat Partai (MPP) DPP  (Pasal 27,ART PAN). Konggres IV PAN  diselenggarakan untuk melakukan evaluasi, konsolodasi dan menentukan arah perjuangan partai lima tahun kedepan menghadapi berbagai perkembangan dinamika politik yang terus berubah seiring perubahan politik nasional ke depan. Konggres akan membahas program lima tahun yang telah dijalani dengan berbagai hasilnya mulai dari penataan organisasi, pilkada, pileg, pilpres meminta pertanggunganjawaban periode kepengerusan yang dipimpin M Hatta rajasa periode 2010-2015 yang dihasilkan Konggres II di Batam. Agenda paling menarik dalam Konggres PAN   lazimnya sebuah Parpol memilih sosok Ketua Umum yang menjadi pengendali PAN lima tahun kedepan.
 Menjelang Konggres IV PAN di Bali  perhelatan akbar partai politik yang lahir 16 th yang silam sesudah jatuhnya rezim orde baru menjadi semarak dan menarik oleh karena aksi dukung mendukung  menghadirkan petarungan dua kandidat  Calon Ketua Umum yaitu petahana (incumbent) M Hatta Rajasa  dan Zulkifli Hasan     (Ketua MPR RI) saling serang, saling klaim dukungan dengan mengggalang kekuatan berkeliling ke seluruh DPW, DPD dan DPC  di Indonesia  agar dalam Konggres IV dapat memenangkan posisi Ketua Umum. Hatta Rajasa  diunggulkan akan menjadi pemenang berdasarkan hasil survey yang dilakukan  oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Populi Center. LSI  dalam rilis surveynya berkaitan dengan regenarasi kepemimpinan parpol PAN dimata publik menempatkan mantan Menko Perekonomian era Kabinet II Presiden SBY diposisi teratas menjadi pilihan responden sebanyak 35,6 persen menginginkannya untuk kembali memimpin partai, disusul Amin Rais dengan tingkat popularitas 17,6 persen, Bima Arya (Wali Kota Bogor) 3,5 persen, Zulkifli Hasan (Ketua MPR) 3,2 persen, Djajad Wibowo (Waketum) 2.6 persen dan Taufik Kurniawan(Sekjen /Wakit Ketua DPR RI) 1,4 persen persen sebagaimana di sampaikan.Direktur LSI Kuskrindo Ambardi di kantor LSI Minggu 25 Januari 2015 . Berdasarkan survey yang dilakukan Populi Center  pada 16 -22 Januari 2015 sebanyak 43 persen responden menganggap Hatta Rajasa masih layak menjadi Ketum PAN. Sementara Zulkilfi Hasan mendapatkan 9 persen dari jumlah keseluruhan responden  sebagaimana disampaikan Direktur Populi Center Nico Harjanto  seperti dikutip CNN Indonesia , Sabtu 14 Februari 2015.
 Hatta Rajasa akan menghadapi kompetitor yang cukup kuat yaitu mantan Menteri Kehutanan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB)II yang mendapat pasokan  dukungan dan energi  cukup kuat dari Ketua MPP Amien Rais yang merupakan tokoh pendiri partai dan mantan Ketum PAN pertama yang dianggap sesepuh partai mempunyai kekuatan dan sangat berpengaruh di mata kader karena menjadi tokoh sentral lahirnya reformasi menjadi kartu keuntungan bagi kandidat ketua umum melicinkan ambisinya menjadi penguasa PAN
 Mantan Ketua Umum Muhammadiyah itu, terang-terangan dalam berbagai kesempatan mendukung Zulkifli Hasan yang sekaligus besannya dengan argumentasi ingin melakukan regenerasi kepemimpinan di tubuh PAN agar mengulangi  dan menjaga tradisi para Ketum sebelumnnya menjabat satu periode saja seperti  pada periode kepemimpinan dirinya dan Sutrisno Bahir. Memang dalam AD/ART PAN masa jabatan Ketum PAN berlaku dua kali periode dan tak ada aturan yang mengaharuskan seorang Ketua hanya menjabat satu periode saja. Menurut Amin Rais tradisi satu periode adalah model kepemimpinan yang ideal dalam upaya melakukan pembangunan den pengembangan partai yang lebih maju dan modern.

Membaca Manuver Amin Rais

Perlawanan pendukung Hatta Rajasa yang dimotori Drajad Wibowo  yang merupakan pesaingnya di Konggres II Batam menyatakan terang terangan mendukung Hatta Rajasaa telah disampaikan kepada Amin Rais  serta dukungan tokoh muda PAN Bima Aria Wali Kota Bogor merupakan kekuatan tersendiri  bagi Kubu Hatta Rajasa dengan menyerang  Zulkifli Hasan bahwa pada masa kepengurusan Zulkifli Hasan berduet dengan Sutrisno Bachir  PAN meraih suara terendah sepanjang sejarah perjalanan berdirinya . Prestasi mentereng Hatta Rajasa dalam memimpin patut  diacungi jempol dalam perolehan suara sebesar 9,2 juta jauh melebihi peolehan suara  2009 ( Sutrisno Bachir) 6,3 juta,2004 ( Amien Rais ) sebesar 7,3 juta dan pada masa awal berdirinya PAN 1999 memperoleh 7,5 juta, juga menempatkan Zulkifli Hasan sebagai Ketua MPR dan Taufik Kurniawan sebagai Wakil Ketua DPR RI adalah bukti kerja dan prestasi Hatta rajasa.   Pada masa kepemimpinan Sutrisno Bachir, Zulkifli Hasan merupakan sekjen berduet dengan pengusaha asal kota Batik Pekalongan Sutrisno Bachir yang menjadi Ketumnya. Yang tidak kalah menarik langkah turun gunungnya Sutrisno Bachir yang sempat menyatakan diri keluar dari keanggotaan PAN,  dengan mendukung  Zulkifli Hasan menambah amunisi kekuatan untuk bersaing dalam pemilihan di Konggres III Bali bergandengan tangan dengan lawan politiknya dulu Amien Rais.
 Membaca strategi dan taktik  politik sering kali terjebak pada gerakan/manuver yang mengemuka tanpa membaca gerakan yang tersembunyi. Politik bukanlah hitam putih seperti hukum yang harus dibaca apa adanya oleh karena politik adalah kegiatan seni mempengaruhi lawan mapun kawan agar keinginannya dapat  terekpresikan dengan baik. Politik sejak jaman dulu sampai kini fungsinya bermuara  sebagai ladang untuk melakukan komunikasi politik, rekruitmen politik, sosialisaisi politik, pengatur konflik . (Miriam Budiarjo,2003).  Dalam Asshiddiqie (2006) disebutkan, menurut Andrew Knapp fungsi partai politik mencakup antara lain; mobolisasi dan integrasi, Sarana pembentukan pengaruh terhadap perilaku pemilih, Sarana rekruitmen pemilih dan Sarana elaborasi pilihan-pilihan kebijakan. Tidak terbantahkan manuver yang dilakukan Amien Rais dengan aksi mendukung Zulkifli Hasan secara berani dan terbuka melawan pendukung  Hatta Rajasa dalam kontek fungsi partai politik  dapat dimaknai dari beberapa hal :
Pertama, Konggres PAN menjadi ajang komunikasi politik dan komunikasi massa pada masyarakat Indonesia khususnya kadernya, bahwa partai yang berbasis religius nasionalis dengan basis central kaum Muhammadiyah ingin menunjukkan eksistensinya menjadi partai yang diakui  dicintai oleh masyarakat politik di negeri ini. PAN mencoba melakukan terobosan dengan  menjadikan Bali sebagai basis dengan kekuataan tradisional kaum Nasionalis PDIP  menjadi lahan baru untuk meraih segmentasi suara dukungan pada Pemilu 2019. Bali sebagai pusat pariwisata yang sudah mendunia dengan dukungan budaya Hindu yang terawat dan tertata rapi dijadikan ajang keikutsertaan PAN mempromosikan program pariwisata dengan hadirnya peserta konggres beserta simpatisannya yang berduyun-duyun berkunjung ke pulau Bali untuk memadukan kegiatan politik bersinergi dengan pariwisata. Juga memberikan sinyal kepada para pesaingnya bahwa PAN peduli dengan kebinekaan dan plularisme yang menjadi nilai dasar bangsa indonesia dan mampu menampilkan citra diri menjadi partai terbuka, modern, adaptif dan akomodatif terhadap  lingkungan yang berbeda dengan cara pandang yang lebih kretif, inovatif, ditengah pergulatan peradaban bangsa menuju masyarakat adil, makmur, sejahtera. PAN menggelar Konggres IV di Pulau Dewata dimaksudkan melakukan pergiliran tempat sesudah dua konggres dilakukan di pulau jawa dan Sumatra. Pergiliran tempat musyawarah tertinggi partai dengan  menempatkan pilihan yang merata setiap pulau atau propinsi menawarkan kepada publik bahwa PAN sangat dinamis dan menampung keinginan kader-kadernya melakukan ekspansi raihan suaranya dengan tidak mengandalkan basis tradisional kaum Muhammadiyah akan tetapi memberi jawaban bahwa PAN mampu menampung kelompok penganut diluar Islam seperti Kristen, Budha dan Hindu  menjadikan partai dengan logo matahari menjadi pilihan politiknya.
Kedua, Amien Rais melakukan test case kepada pendukung, kader dan simpatisan PAN dengan mendukung Zulkifli Hasan sebagai upaya rehabilitasi Hatta Rajasa yang kalah dalam Pilpres bersanding dengan Prabowo Subianto ketika berhdapan dengan Jokowi JK bulan Juli tahun lalu agar namanya kembali cemerlang sebagai bentuk rehabilitasi atas kegagalan sebagai Cawapres.. Langkah Amien Rais meski kelihatan kontroversial sesungguhnya sedangmelakukan uji publik sejauh mana tingkat kemauan dan keinginan kader-kaderny yang menjadi pengurus DPD dan DPC masih layakkah seorang mantan birokrat yang berpengalaman dengan berbagai jabatan menteri sejak jaman Kabinet Gus Dur, Megawat sampai Kabinet I, II Presiden SBY. Langkah cerdik Guru Besar Politik UGM itu memberikan pembelajaran kepada semua kader PAN agar berpikir kritis dan jernih dalam membaca setiap gerakan-gerakan politik yang terjadi dalam pertaurangan sesungguhnya dengan parpol-parpol lainnya. Sebagai seorang pendidik dan politisi, Amien Rais ingin melakukan pendidikan politik tingkat tinggi dan memberikan contoh demokrasi. Bahwa perpedaan pilihan politik dalam partai bukanlah sebuah kesalahan dan kekeliruan. Dengan melakukan manuver berseberangan dengan kubu Hatta Rajasa mengajak para kader mudanya untuk berani melakukan perlawanan secara terbuka dengan menggunakan cara-cara politik yang bermartabat. Parpol sebagai wadah bersemayamnya demokrasi dijadikan tempat untuk mengasah kemampuan, ketrampilan, kecerdasan  politik agar melahirkan kader parpol yang mampu bersaing  di dalam maupun diluar.
Ketiga, Mendorong Ketua MPR Zulkifli Hasan menjadi kandidat  Ketua PAN adalah upaya menaikkan daya tawar agar semakin banyak kadernya semakin diperhitungkan  di tingkat nasional  mampu melahirkan banyak tokoh yang berkwalitas berdiri sejajar dengan Hatta Rajasa . Melakukan regenerasi kepemimpinan merupakan kebutuhan setiap organasi dalam upaya melestarikan perjuangan  dan masa depan parpol agar terus terjaga kesinambungan alih generasi yang mampu mengelola roda organisasi dengan baik tanpa konflik yang besar. Dukungan moral dan sikap Amien Rais sudah terbukti dibeberapa Konggers sebelumnya yang berani menantang kemauan pendiri PAN itu akan tersingkir dan mengalami kekalahan dalam  pemilihian Ketua Umum.Berkaca pada beberapa konflik perpecahan parpol di indonesia PAN merupakan salah satu parpol yang masih mulus dari konflik perpecahan yang  terjadi andaikatan terjadi perbedaan dapat segera diselesaikan dengan baik . Konflik PPP dan Partai Golkar saat ini menjadi referensi kuat seluruh kader untuk menghindari dan meminimalkan perbedaan pandangan agar konflik tidak memecah belah PAN. Kasus Partai Golkar dan PPP terjadi akibat dua kelompok yang berbeda pandangan tidak mau duduk bersama saling mempertahankan pendapat dan kekuatan kelompok/kubunya tidak memperhitungkan kerusakan yang akan terjadi pada parpolnya. Jalur hukum menjadi pilihan paling pahit yang harus dipilih setelah langkah islah yang dilakukan menemui jalan buntu untuk menyelesaikan konflik internal partai yang diupayakan oleh berbagai pihak melalui media kudua kubu mauapun pihak ketiga,Oleh karenakonflik internal partai akan memberikan pesan pada masyarakat bahwa parpol tidak lagi solid menjadikan perpecahan alat komoditas market politik dengan citra yang kurang baik.
Keempat; Apabila Amin Rais benar-benar mendukung  Zulkifli Hasan sebagai upaya menyingkirkan Hatta Rajasa dari Ketum PAN ada beberapa agenda politik yang ingin dilakukan setelah kegagalan dalam Pilpres dimana PAN bersama Partai Gerindra, Golkar , PKS ,PPP berada pada blok Koalisi Merah Putih (KMP) yang lambat laun diakui atau tidak mulai mengalami degradasi dan erosi oleh berbagai kepentingan dan soliditas anggota koalisi akibat konflik internal maupun kepentingan poltik lainnya seperti dimulainya Pilakda serentak sebagai konsuekensi di setujuinya RUU Pilkada menjadi UU Pilkada sebagai akibat lahirnya Perppu Pilkada yang dilahirkan pada masa pemerintahan Presiden SBY. Kollisi Merah Putih(KMP) seiring dengan berjalannya waktu pemerintahan Presiden Jokowi mulai menunjukkan kerapuhan, PPP salah satu pendukung koalisi terbelah menjadi kubu Romahurmuziy (Muktamar Surabaya) dan Djan Faridz (Muktamar Jakarta). Meskipun   PTUN Jakarta 25/02/2015  dalam amar putusannya yang dibacakan Ketua Majelsi Hakim Teguh Satya Bhakti mengabulkan  gugatan kubu Djan Faridz  atas PPP kubu Romi belum menurunkan tempo perseteruan di tubuh partai belambang Kabah oleh karena Kubu Munas Surabaya akan melakukan langkah banding atas putusan PTUN Jakarta. Langka banding yang ditempuh kubu Romy apabila diikuti oleh Menkumham maka akan semakin memperpanjang konflik yang akan terjadi (okezone,25/02/2015). Sebagaimana pernyataan Surya Darma Ali .” Janganlah partai ini irusak, janganlah partai ini dipecah belah. Perbedaan politik adalah biasa .Menghadapi perbedaan dengan langkah berlebihan tentu tidak salah kalau dikatakan sebagai penzoliman. Pak Laoly hentikan konflik yang diderita PPP. Saya mengetuk kemulyaan hati seorang Laoly untuk tidak melanjutkan ke tingkat kasasi” (merdeka.com 25/02/2015)
Begitu pula Partai Golkar masih berkutat dengan konflik dua kubu, yaitu kubu Aburizal Bakri (Munas Bali) dan Agung Laksono (Munas Jakarta), Setelah gugatan Kubu Ketua Agung Laksono tidak dikabulkan oleh PN Jakarta Pusat dan mengembalikan konflik Partai Golkar pada Mahkamah Partai sebagaiman keputusan Menkumham Yassona Hamonangan Laoly, tidak menerbitkan kepengurusan yang sah kepada dua kubu yang bersengketa dan menyerah masalah dengan mengembalikan hasil  munas Partai Golkar di Riau diimana kedua kedua pengurus tercantum didalamnya. Meskipun Mahkamah Partai sedang melakukan sidang sebagai upaya memecahkan perseteruan kubu Munas Bali dan Munas Jakarta, Kubu Munas Jakarta tetap bersikukuh tidak mengahdiri sidang Mahkamah Partai Golkar yang dipimpin Muladi dengan tetap menunggu hasil gugatan yang dilakukan di PN Jakarta Barat apabila hasilnya menang tentu akan menjadi pijakan kuat bagi Aburizal dan kawan-kawan menguasai Partai Golkar meskipun tidak menjamin akan surutnya tensi perseteruan Partai Golkar segera berakhir. PN Jakarta Barat  dalam amar putusannya yang dibacakan ketua majelis sidang Oloan Harianja, SH.MH tidak menerima permohonan  kubu Aburizal Bakrie (Munas Bali ) tentang penyelesaian dualisme kepengurusan DPP Partai Golkar pada putusan sela pada hari Selasa ,24/02/2015. Dalam pertimbanganannya, majleis hakim merujuk pada pasal 32 juncto pasal 33 UU Parpol bahwa setiap perselisihan parpol terlebih dahulu diselesaikan secara internal sebelum ke pengadilan.(detik.com.24/02/2015). Tidak diterimaya permohonan di PN Jakarta Barat maka dalam sidang Mahkamah Partai Golakar hari Rabu 25/02/2015 akhirnya kubu Ical menghadiri sidang dan selanjutnya  Mahkamah Partai Golkar akan memutuskan dualisme kepengurusan DPP Partai Golkar minggu depan.
Kekuatan ketokohan Amien Rais dalam menghadapi kemungkinan terpecah belahnya PAN seandainya Hatta Rajasa mengalami kekalahan dan dampaknya akan menjadi ujian tersendiri buat Ketua MMP PAN masih mampukah meredamnya. Dalam beberapa Konggres sebelumnya ketokohan Amien Rais begitu kokoh dan kuat memainkan peran sebagai stabilistator menjadi pendingin perselesihan antar kader dengan mengambil kebjakan yang teduh dan bisa diterima semua kader. Tawaran kepada Hatta Rajasa agar mundur dari pencalonan ketua umum PAN dan akan memberikan posisi ketua MPP PAN merupakan sebuah langkah strategis mengakomodasi dua kubu menghadapi jalan buntu yang akan terjadi sebagai politik jalan tengah yang dipilih. Akan tetapi semuanya masih sangat dinamis, bisa saja Hatta Rajasa didetik-detik akhir pencalonan mengundurkan diri memberikan dukungan pada rivalnya Zulkifli Hasan dipilih secara aklamasi atau Hatta Rajasa tetak kukuh melakukan pertarungan.semuanya bisa mungkin terjadi. Kekhawatiran perpecahan selalu muncul dalam setiap Konggres namun pada akhirnya dapat diselesaikan secara musyawarah.
Perubahan dan Harmoni
Konsep Perubahan yang digagas  Zulkifli Hasan dalam visi dan misi dengan tema regenarasi  bisa dibaca sebagai gagasan untuk melepaskan diri PAN dari koalisi permanen KMP .Koalisi yang dibentuk saat PAN dipimpin Hatta Rajasa  dalam rangka menopang pencapresan beberapa waktu silam perlu dikoreksi kembali dengan melakukan perubahan atas kritik terhadap Hatta Rajasa yang dianggap berada pada ketiak parpol lain,kemungkingan dengan kalkulasi-kalkulasi politik mendekat dengan kekuasaan agar dapat berperan roda pemerintahan dengan bargaining politik yang sama sama menguntungkan. Meskipun terlalu dini menafsirkan nalar”Perubahan” yang digelindingkan Zulkifli Hasan dengan makna mengubah arah koalisi yang selama dibangun terlalu dini,   namun tidak ada salahnya dengan dinamika politik yang selalu bergerak detik demi detik bergerak sangat dinamis mengubah peta konstelasi politik nasional. Godaan kekuasaan untuk meraih posisi yang lebih strategis dan menguntungkan masa depan PAN bisa saja mengubah arus kebijakan partai seiring dengan perubahan nahkoda yang baru. Tidak ada yang tidak mungkin dalam politik , tak ada kawan lan lawan yang ada kepentingan abadi,.
Menjadi partai politik berada diluar pemerintahan dalam  tradisi demokrasi di Indonesia kurang menguntungkan dari segi pencitraan, pembiayaan, dan aspek sosilogis oleh karena masyarakat indonesia dengan kultrur budaya patron and client yang masih kuat . Masyarakat pada umunya akan lebih bangga dengan menjadi pns /penguasa , parpol akan lebih mudah merinteraksi dan berkomunikasi dengan rakyat bila salah salah satu kadernya menempati kedudukan menteri, gubernur, bupati, walikota atau jabatan lainnya di pemerintah menjadi kebanggan para kader pendukungnnya. Bagi kader yang berpikiran pragmatis mengartikan parpol adalah kekuasaan karena dengan kekuasaan bisa meraih semua yang menjadi tujuan parpol. Sementara bagi kader loyalis idealis parpol bukan semata alat kekuasaan akan tetapi alat kontrol dan kritik terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkuasa agar tidak keluar dari norma yang berlaku.
Perubahan yang tak kalah pentingnya membangun harmoni dengan Muhammadiyah harus terus dilakukan sebagamanai kritik Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin yang menyatakan “ Meski PAN bukan Muhammadiyah dansebaliknya , namun saya mengamati sekarang ini PAN kurang menjaga hubungan baik dengan Muhammadiyah’ kritik Din. Menurut Din Syamsuddin , meski PAN tidak ada hubungan khusus dengan PAN , namun diakui secara sosiologis politis dan berdasarkan pengamatan masyarakat , bahwa konstituen PAN itu orang Muhammadiyah. “Karena itu kalau warga Muhammadiyah kecewa maka yang rusi PAN sendiri, Ini segera disadari”  Kata ketua Umum Majelis Ulama Idonesia (MUI)pusat tersebut ( RMOL,com20/02/2015). Apa yang disampaikan Din Syamsuddin merupakan peringatan bagi pengurus PAN mendatang untuk menata ulang hubungan yang kurang harmonis melihat partai yang didirikan Amien rais itu berjalan sendiri dan banyak pimpinannya sekarang mempunyai anggapan tidak membutuhkan warga Muhammadiyah. Lebih lanjut Din Syamsuddin memberi pesan agar PAN merawat hubungan baik dengan warga Muhammadiyah walaupun sebenarnya tidak hanya PAN karena partai politik memiliki sejarah baik dengan Muhammadiyah.
Konggres PAN IV sebagai agenda lima tahunan akan memberikan jawaban atas kritikan dari berbagai pihak terutama Muhammadiyah untuk dijadikan evaluasi mengembalikan hubungan yang lebih harmonis .tidak melupakan sumbangsih warganya yang telah memberikan kemajuan dan kebesaran PAN . PAN diharapkan menjadi parpol terbuka mampu menjadi motor penggerak perubahan masyarakat bangsa dan negara dengan program yang berbasis kerakyatan . Selamat bermusyawarah di Bali semoga menghasilkan kepemimpinan yang demokratis  dan rekomendasi yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.

Karangnangka 26 Februari 2016

Rujukan :
Budiarjo, Miriam,(2003), Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta, Gramedia Pustaka Ilmu
Asshidiqqi, Jimly,(2006), Ilmu Pengantar Hukum Tata Negara- Jilid II, Jakarta : Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.
Budiardjo, Miriam, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta, Gramedia Pustaka Ilmu
Detik.com, PN Jakbar Tidak Terima Gugatan Kubu Ical
Merdeka.com,25/02/2015. Menang di PTUN,pesan ke MenkumHAM’jangan partai ini dirusak’
Okezone.com,25/02/2015, Kubu Romy Kalah,Menteri YasonnaJuga Akan Banding
Poltracking.com AD ART Partai Amanat Nasional pdf
RMOL .com 20/02/2015, Muhammadiyah dan PAN Jaraknya Harus Didekatkan

0 comments:

Post a Comment