Artikel Terbaru

Thursday, September 22, 2016

Kala Mangsa Dalam Dunia Pertanian

Bukti Kebenaran Dalam Menentukan Kualitas Kayu

Penemuan para leluhur kita dengan menggunakan Kala Mangsa dalam dunia Pertanian ternyata terbukti kebenarannya.

Pisau analisis yang dilakukan dalam membaca ayat-ayat Kauniyah Sang Maha Pencipta sangat tajam dan cerdas.

Bagi yang tak memahami dan melakuan penelitian ulang cara yang dipakai orang tua kita dulu, pasti menganggapnya takhayul, etang-etung tai lutung, tidak rasional dan ilmiah.

Namun berbeda bagi mereka yang berpikir jernih mempunyai perangkat ilmu biologi, klimatologi, fisilogi, geografi dan pernagkat ilmu lainnya.


Kemudian melakukan penelitian ulang dengan metode penelitian modern maka akan ditemukan hasil yang sama.

Para pujangga dahulu dalam melakukan penelitian atau yang lebih dikenal dengan "Titen" tidak tanggung-tanggung melakukan penelitian memakan waktu ratusan tahun.

Maka akan terbuka mata pikirannya betapa hebatnya lelulur kita tanpa alat teknologi mampu mendeteksi gejala alam secara baik dan benar.

Salah satu contoh pada jaman dahulu untuk menembang pohon memlih mangsa 12 sebagai saat terbaik dalam menebang pohon kayu,terutama pohon kayu yang digunakan untuk bahan bangunan rumah, pendopo, istana dll

Sebenarnya tidak ada pantangan dan larangan dalam menebang pohon kapanpun bisa dilakukan, Namun untuk mendapatkan kualitas kayu yang baik mangsa tua lebih dipilih untuk menebang pohon.

Memang kualitas kayu juga ditentukan oleh tempat tumbuh sebuah tanaman/pohon, jenis pohon, perawatan dll.
Pengalaman di lapangan membuktikan pada saat mangsa ke 12 pohon kayu pada saat itu daun-daunya berwarna hijau tua.

Hal itu menandakan kondisi batang kayu sangat sempurna ditandai batang pohon dan akar pohon sangat kuat, tanpa akar baru,
Tuanya daun menjadi patokan untuk menembang pohon agar dihasilkan pohon yang tahan terhadap penyakit.

Meskipun pohon keras semacam jati, sono keling, jika ditebang pada saat daun belum sempurna tua, apalagi daunnya masih muda maka akan dihasilkan kayu yang mudah keropos, mudah dimakan rayap dan penyakit lainnya.

Pada Mangsa 12 bagian-bagian batang utama pohon : Kambium, Xilem,dan Floem pada saat itu ternyata pada kondisi paling prima.

Sayangnya penemuan para leluhur kita tidak digali dan dikembangkan dengan metode penelitian terkini dengan menggunakan perangkat ilmu-ilmu modern untuk disajikan dengan tafsir baru.

Ilmu Pengetahuan dan teknologi berkembang terus menerus sesuai dengan perkembangan zaman,

Menggali dan melakukan penelitian dan kajian ulang dengan kerangka pemikiran pujangga masa lalu kemudian disandingkan dengan pemikiran masa kini akan menghasilkan karya baru yang jauh lebih mapan dan maju namun tak tercerabut dari akar rumputnya.

Karangnangka 21 September 2016
Mulyono Harsosuwito Putra
Ketua Institut Studi Pedesaan dan Kawasan

0 comments:

Post a Comment