Siapa sangka dan mengira kalau perempuan yang mempunyai hobby naik gunung sejak mudanya adalah penjahit ulung,
Hobbinya yang nyeleneh dan aneh membuat sabahat-sahabatnya dan warga masyarakat disekitar kampung kelahirannya Desa Pancasan ,lebih akrab memanggilnya "Si Tomboy'
Karena saat itu belum banyak perempuan mempunyai kesukaan naik gunung dan lebih banyak didominasi kaum Adam.
Hobby naik gunung membutuhkan ketahanan fisik dan mental dalam menghadapi medan yang cukup berat,,cadas yang licin dan seluk belukar yang penuh duri..
Menekuni usaha konveksi telah dirintisnya sejak akhir tahun 1996 dengan membantu usaha konveski Pa De di Ajibarang.
SusFira Safa banyak mendapatkan ilmu jahit menjahit dengan belajar langsung dari Pak De yang sudah berpengalaman dalam usaha konveksi dan mempunyai langganan yang cukup banyak di daerah Kecamatan Ajibarang.
Cukup lama membantu usaha Pak De,tanpa terasa sudah banyak ilmu dan pengalaman yang diraihnya akhirnya pada tahun 2005 sesudah menikah dengan lelaki pujaan hatinya Bejo Wahyudi, memutuskan mandiri merintis usaha konvensi
Kota Purwokerto menjadi tempat membuka dan mengembangkan usaha konveksi secara mandiri karena mengikuti suaminya Bejo Wahyudi warga Mangunjaya Purwokerto.
SusFira Safa di rumahnya Jln Mangunjaya Gang 6 Kelurahan Mangunjaya Kecamatan Purwokerto Lor membuka usaha koveksi dengan berbagai pertimbangan seperti pangsa pasar, mudah memperoleh bahan kain,alat-alat menjahit,
Juga menambah ilmu jahit menjahit agar semakin bertambah banyak karena di ibukota Kabupaten Banyumas itu banyak pemilik konveksi yang mempunyai ilmu dan pengalaman jauh lebih maju dibandingkan diiirnya.
SusFira Safa ,nama lengkapnya Susmiyati lahir pada tanggal 30 April 1978 di Desa Pancasan Kecamatan Ajibarang merupakan putri pasangan Bpk MS Kanuri dan Ibu Watinah..
Memulai usaha konveksi secara mandiri dijalani dengan sabar karena sudah menyadari tidak mudah bersaing dengan pemilik konveksi yang tellah mapan dan lama berkibara di Purwokerto.
Kesabaran ,keuletan dan terus belajar dengan memperluas pergaulan dengan segala komponen masyarakat dari berbagai latar belakang akhirnya berbuah manis.
Pelangganya tidak hanya berasal dari Kota Purwokerto saja tetapi juga dari kecamatan lain seperti Kecamatan Karang lewas Cilongok dan Kecamatan Ajibarang.
Dari sekian banyak pelanggannya yang terbanyak dari Kecamatan Ajibarang, mungkin karena dahulu SusFira Safa saat mengikuti Pak De sudah pelanggan tetap sehingga pindah ke Purwokerto tetap saja menjahit baju,celana ,kemeja ,gamis dll kepadanya.
Empat tahun lamanya berusaha di kota Purwokerto akhirnya kembali ke kampung halamannya Desa Pancasan. Dengan pertimbangan pelanggannya yang mayoritas dari daerah Kecamatan Ajibarang sehingga tidak terlalu jauh dan cukup datang ke Desa Pancasan.
Dari Pancasan, SusFira Safa kemudian memutuskan pindah ke Pernasidi pada tahun 2010 sesudah berhasil membeli sebidang tanah lalu dibangun menjadi rumah tempat tinggal keluarga dan menjadi penduduk Desa Pernasidi sampai sekarang ini.
SusFira Safa Ibu dua putri yaitu Shafa Kamilia Wahyudi Kelas V SDN 2 Pernasidi dan Shafira Nur Ramadhani siswa Kelas I SDN 2 Pernasidi ,setiap harinya menerima pesanan menjahiit baju wanita, kebaya,pakaiian anak-anak,, seragam sekolah, gamis dll
Semenjak menetap di Desa Pernasidi pelanggannya semakin bertambah dari Kecamatan Kembaran,Sokaraja Ajibarang, Cilongok,Purwokerto, dll
Meskipun sibuk dengan pekerjaan sehari -harinya sebagai ibu rumah tangga dan penjahit memenuhi pesanan pelangganya, SusFira Safa dikenal juga sebagai aktivis sosial yang cukup banyak sahabatnya di daerah Purwokerto,Ajibarang dan sekitarnya.
SusFira Safa juga tak melupakan kegiatan keagamaan dengan mengaji ilmu-ilmu agama setiap seminggu sekali pada hari Jum;at bersama-sama ibu-ibu Muslimat NU di desanya.
Karangnangka 04 Oktober 2010
Mulyono Harsosuwito Putra
Ketua Institut Studi Pedesaan dan Kawasan.
Sumber:
wawancara dengan Mbak SusFira Safa tanggal 24 September 2016.
0 comments:
Post a Comment