Catatan Sejarah Kang Mul
Situs Watu Saru Bukit Menggala
Desa Karangtengah Kecamatan Cilongok
Situs Lingga Yang Terlantar dan Hilang
Meluangkan waktu sejenak menaiki bukit Menggala ,sebuah perbukitan di lereng selatan G Slamet yang merupakan wilayah Desa Karangtengah Kecamatan Cilongok yang berbatasan dengan Desa Tumiyang Kecamatan Pekuncen.
Melalu jalur grumbul Kutiyang dengan jalan aspal yang berkelok dan menanjak .Menghirup oksigen, sembari menikmati hama sejuknya udara pegunungan dengan balutan pepohonan yang berjajar di kanan kiri jalan yang menuju Bukit Menggala.
Memasuki bukit Menggala , kurang lebih 50 m disebelah kir jalan terlihat bangunan obyek wisata masih baru "Karang Penginyongan "yang mulai menanjak namanya menjadi buruan para pelancong lokal yang penasaran ingin mengunjunginya.
Berhenti sejenak di sebuah warung sembari menikmati secangkir kopi yang kupesan pada si mbok penjual jajanan dan wedang yang sudah lama mangkal dipinggi jalan menuju obyek wisata Curug Cipendok
Memandang hamparan Bukit Menggala yang sangat luas ditumbuhi rumput gajah ,memberi tanda bahwa Bbukit Menggala menjadi lahan tanaman bahan makanan ternak Sapi,
Pagar berduri dipasang di pinggiran Bukit Menggala sepanjang areal yang merupakan tanah milik Pemda Banyumas.yang luasnya puluhan hektar.
Dari obrolan singat di warung , mendapat sedikit informasi bahwa dihamparan Bukit Menggala terdapat sebuah Tabet (situs) dan masyarkat Menggala Desa Karangtengah dan Kutiyang Desa Tumiyang menyebutny Tabet Watu Saru,
Sambil terkekeh seorang pemuda kampung Menggala memberi penjelasan bahwa watu saru bentuknya seperti alat kelamin laki-laki yaitu Penis.dan sepasang batu bundar .
Mendapat informasi sebuah situs akhirnya kuputuskan menuju tempat keberadaan situs watu saru yang jaraknya 500 m dari warung melalui jalan bebatuan yang sangat licin,.
Jarak 50 m sebelum situs Watu Saru sedang dibangun sebuah bangunan entah kandang sapi atau rumah wisata, tidak tahu persisinya.
Ditemani warga Menggala yang sedang mencari rumput ,sampailah di Situs Watu Saru,dengan kondisi sangat memprihatinan karena semak dan ilalang tumbuh subur sehingga tidak dapat dikenali lagi Tabet Watu Saru.
Pohon Beringin yang berdiri kokoh di komplek Situs Watu Saru menjadi peneduh peninggalan awal Abad pertama Masehi yang sudah sulit dikenali lagi ,
Bahkan Watu Saru ternyata sudah tidak ditemukan lagi dan telah hilang beberapa tahun yang silam bersama satu buah batu bundar dan tinggal sebuah batu bundar yang terlilit semak dan tertutup ilalang .
Ya sudahlah, nasib peninggalan sejarah masa lalu bukan hanya Watu Saru yang hilang dan tak dirawat tetapi nasibnya hampir sama serta menyeluruh diwilayah Kabupaten Banyumas karena kurang mendapat perhatian dari pihak terkait.atau memang dianggap sudah tak berguna lagi.
Situs Watu Saru apabila dibaca dari pesan sejarahnya sebenarnya memberikan pengertian bahwa di tempat itu menjadi tempat mengembala hewan ternak Sapi terutama Sapi jantan sesuai dengan Watu Saru. yang menjadi petanda di bukit Menggala.
Watu Saru sebenarnya menurut sejarah sebuah batu berbentuk kelamin laki-laki yang lazim disebut Lingga .Batu Lingga kadang berdiri sendiri atau bersama sepasangan dengan Batu Yoni,batu yang berbentuk menyerupai alat kelamin wanita.
Nama Menggala apabila dicari akar katanya menunjukkan padang pengembalaan Sapi atau tempat ternak sapi.Sehingga tempat yang diberi tanda dengan Watu Saru (Lingga) ribuan tahun yang silam ternyata benar adanya.
Hujan tiba-tiba turun,ingin melanjutkan perjalanan ke Situs Pekowen akhirnya dibatalkan karena tidak memungkinkan cuacanya karena untuk menempuh ke tempat Situs Pekowen harus melewat jalan setapak ,melewati hutan pinus dan harus menempuh perjalanan 1 km dari Situs Watu Saru.
Semoga kelak bisa mengunjungi Situs Pekowen,sebuah situs purbakala yang berada di Grumbul Pekowen Desa Tumiyang Kecamatan Pekuncen.
Karangnangka 05 Oktober 2016
Mulyono Harsosuwito Putra
Ketua Institut Studi Pedesaan dan Kawasan
Situs Watu Saru Bukit Menggala
Desa Karangtengah Kecamatan Cilongok
Situs Lingga Yang Terlantar dan Hilang
Meluangkan waktu sejenak menaiki bukit Menggala ,sebuah perbukitan di lereng selatan G Slamet yang merupakan wilayah Desa Karangtengah Kecamatan Cilongok yang berbatasan dengan Desa Tumiyang Kecamatan Pekuncen.
Melalu jalur grumbul Kutiyang dengan jalan aspal yang berkelok dan menanjak .Menghirup oksigen, sembari menikmati hama sejuknya udara pegunungan dengan balutan pepohonan yang berjajar di kanan kiri jalan yang menuju Bukit Menggala.
Memasuki bukit Menggala , kurang lebih 50 m disebelah kir jalan terlihat bangunan obyek wisata masih baru "Karang Penginyongan "yang mulai menanjak namanya menjadi buruan para pelancong lokal yang penasaran ingin mengunjunginya.
Berhenti sejenak di sebuah warung sembari menikmati secangkir kopi yang kupesan pada si mbok penjual jajanan dan wedang yang sudah lama mangkal dipinggi jalan menuju obyek wisata Curug Cipendok
Memandang hamparan Bukit Menggala yang sangat luas ditumbuhi rumput gajah ,memberi tanda bahwa Bbukit Menggala menjadi lahan tanaman bahan makanan ternak Sapi,
Pagar berduri dipasang di pinggiran Bukit Menggala sepanjang areal yang merupakan tanah milik Pemda Banyumas.yang luasnya puluhan hektar.
Dari obrolan singat di warung , mendapat sedikit informasi bahwa dihamparan Bukit Menggala terdapat sebuah Tabet (situs) dan masyarkat Menggala Desa Karangtengah dan Kutiyang Desa Tumiyang menyebutny Tabet Watu Saru,
Sambil terkekeh seorang pemuda kampung Menggala memberi penjelasan bahwa watu saru bentuknya seperti alat kelamin laki-laki yaitu Penis.dan sepasang batu bundar .
Mendapat informasi sebuah situs akhirnya kuputuskan menuju tempat keberadaan situs watu saru yang jaraknya 500 m dari warung melalui jalan bebatuan yang sangat licin,.
Jarak 50 m sebelum situs Watu Saru sedang dibangun sebuah bangunan entah kandang sapi atau rumah wisata, tidak tahu persisinya.
Ditemani warga Menggala yang sedang mencari rumput ,sampailah di Situs Watu Saru,dengan kondisi sangat memprihatinan karena semak dan ilalang tumbuh subur sehingga tidak dapat dikenali lagi Tabet Watu Saru.
Pohon Beringin yang berdiri kokoh di komplek Situs Watu Saru menjadi peneduh peninggalan awal Abad pertama Masehi yang sudah sulit dikenali lagi ,
Bahkan Watu Saru ternyata sudah tidak ditemukan lagi dan telah hilang beberapa tahun yang silam bersama satu buah batu bundar dan tinggal sebuah batu bundar yang terlilit semak dan tertutup ilalang .
Ya sudahlah, nasib peninggalan sejarah masa lalu bukan hanya Watu Saru yang hilang dan tak dirawat tetapi nasibnya hampir sama serta menyeluruh diwilayah Kabupaten Banyumas karena kurang mendapat perhatian dari pihak terkait.atau memang dianggap sudah tak berguna lagi.
Situs Watu Saru apabila dibaca dari pesan sejarahnya sebenarnya memberikan pengertian bahwa di tempat itu menjadi tempat mengembala hewan ternak Sapi terutama Sapi jantan sesuai dengan Watu Saru. yang menjadi petanda di bukit Menggala.
Watu Saru sebenarnya menurut sejarah sebuah batu berbentuk kelamin laki-laki yang lazim disebut Lingga .Batu Lingga kadang berdiri sendiri atau bersama sepasangan dengan Batu Yoni,batu yang berbentuk menyerupai alat kelamin wanita.
Nama Menggala apabila dicari akar katanya menunjukkan padang pengembalaan Sapi atau tempat ternak sapi.Sehingga tempat yang diberi tanda dengan Watu Saru (Lingga) ribuan tahun yang silam ternyata benar adanya.
Hujan tiba-tiba turun,ingin melanjutkan perjalanan ke Situs Pekowen akhirnya dibatalkan karena tidak memungkinkan cuacanya karena untuk menempuh ke tempat Situs Pekowen harus melewat jalan setapak ,melewati hutan pinus dan harus menempuh perjalanan 1 km dari Situs Watu Saru.
Semoga kelak bisa mengunjungi Situs Pekowen,sebuah situs purbakala yang berada di Grumbul Pekowen Desa Tumiyang Kecamatan Pekuncen.
Karangnangka 05 Oktober 2016
Mulyono Harsosuwito Putra
Ketua Institut Studi Pedesaan dan Kawasan
0 comments:
Post a Comment