Banyumas itu Blaka Suta, Banyumas itu Begerak Banyumas itu Dinamis, begitu kata Wa Nasirin L Sukarta Kartawea
novelis Banyumasan asal Desa Kalisube ,Kecamatan Banyumas Kabupaten
Banyumas dalam obrolan kecil udara di Hp Nokia jadulku kemarin,
Menarik sekali membincangkan peradaban sejarah Banyumas sejak zaman pra sejarah,,sejarah sampai sekarang ,dengan kronik-kronikanya yang sarat nilai perjuangan dengan asesoris -asesoris begitu indah untuk dikaji,diteliti,dan diungkap dengan kamera intelektual dan narasi-narasi ilmiah disandingkan,dan disajikan dalam bentuk sastra, kajian ilmiah,kesenian, budaya, dan sudut pandang lainnya,
Banyumas adalah bagian panjang dari proses metamorfosa sejarah masa lalu Kerajaan Galuh Purba, Kerajaan Pasir Luhur, Kadipaten Kutaliman melalui fase-fase perdaban yang silih berganti hadir dengan tema-tema sejarah dengan babak-babak sejarah romantika menjadi kembang jejak anak manusia menuliskan kisahnya.
Mengurai Banyumas membutuhkan perangkat kepustakaan yang cukup luas bukan sekedar tinjaun ruang dan waktu yang melintasinya tetapi harus berdasarkan fakta-fakta dan bukti-bukti berupa transkrip, benda-benda, kerajinan fosil ,arsip,dan dokumen dll
Banyumas dalam prespektif ruang sejarah sebagaimana pendapat Sumaatmadja (1991), ruang adalah tempat dipermukaan bumi baik secara keseluruhan maupun sebagian,,Ruang meliputi jagad alam seisinya;,sungai, tanah, bebatauan, tanaman,hewan air, udara, mineral,logam jasad-jasad renik dari ketinggin langit sampai dasar tanah beserta penguasa yang menempatinya, Rung sejarah membentang dengan simbolisasi Gunung Slamet dan Serayu menjadi ikon kebesaran daerahnya.
Lintasan Waktu dengan dimensi temporal ,dimensi spsesial, dimensi manusia dan dimensi alam merupkan satu kesatuan yang membingkai sejarah Banyumas..
Waktu mengandung dua pengertian yaitu makna denotatif seperti detik,menit,jam,hari,tanggal minggu,buan ,tahun abad dan lain-lainnya, Sementara makna konotatif waktu bermakna sebagai konsep.Watu
Ruang Banyumas dalam dimensi spesial merupakan kejadian-kejadian alam seperti meltusnya G Slamet, Meluapnya Sungai Serayu, kejadian sosial, kejaidan politk dll menjadi kejadian atau peristiwa sejarah dalam lintasan waktu.
Manusia Banyumas sebagai pelaku kejadian-kejadian sosial dan kejadian sejarah dalam dimensi manusia menjadi kesatuan utuh antara waktu dan ruang yang menyertai sejarah.
Banyumas Bergerak
Wong Banyumas sebagai pelaku sejarah sudah barang tentu mempunyai sejarah, Sebagaimana pendapat Ismaun 1988; manusia adalah pelaku sejarah jadi hanya manusia yang mempunyai sejarah.
Masa lampau Banyumas dengan goresan-goresan sejarah para penisepuhnya sejak Eyang Adipati Mrapat mendirikan Kadipaten Banyumas sampai sekarang di abad post modern selalu berkaitan dengan waktu dan kejadian atau peristiwa.Setiap zaman mempunyai perdaban sendiri namun akan tetap lekat dengan masa lalu yang menyertainya,
Peristiwa dan waktu sejarah memberikan kesadaran kepada generasi berikutnya bahwa kita menjalani perjalanan sejaran yang akan terus berubah, mempertahankan konsep masa lalu dengan keindahan dekorasi sejarahnya secara membaibuta adalah kematian peradaban,
Karena Bayumas berada dalam genggaman yang berbeda dengan pelaku masa lampau, Banyumas didirikan pada tanggal 22 Februari 1571 jauh lebih tua dari Kerajaan Mataram yang didirikan pada tahun 1587,Jika mengacu pada Perda No 10 Tahun 2016 tentang Hari Jadi Kabupaten Banyumas yang baru ditetapkan yaitu tanggal 22 Febuari 1571 ,
Nuansa Banyumas dengan peleburan stratafiikasi sosial telah terjadi sejak Eyang Adipati Mrapat mendirikan Kadipaten Banyumas.
Banyumas sesungguhnya telah mengalami pembebasan kastanisasi dengan deteran titel ningrat karena simbolitas Pohon Tembagan yang merupakan pohon yang sudah ada semenjak Eyang Adipati Mrapat mendirikan Kadipaten Banyumas di Hutan Mangli Kejawar sekarang wilayah Desa Kalisube
Pohon Tembagan sesungguhnya menjadi lambang egaliter manusia Banyumas. Sejarah Banyumas akan berhadapan dengan berbagai peristiwa dan waktu yang menyertainya karena Wong Banyumas mengalami perubahan,baik dalam dunia kesenian,budaya, kekuasaan, ekonomi, pertanian dll menuju perkembangan peradaban dari yang sederhana menuju masyarakat yang komplek ,
Karena Perubahan merupakan proses kesinambungan keberadaan sejarah perdaban Banyumas sekaligus menjadi proses pengulangan pelaku sejarah.dengan tema-tema yang berbeda-beda namun dalam bingkai dan gambar yang tidak tercerabut dari akar sejarahnya
Banyumas itu Bergerak dengan gairah baru telah lahir seiring dengan penetapan tanggal kelahirannya 22 Februari 1571 M sebagai hari kelahirannya jauh lebih tua dari sebelumnya berselisih 11 tahun yaitu pada tanggal 06 April 1582 berdasarkan Perda Banyumas No.2 Tahun 1999 tentang Har Jadi Kabupaten Banyumas yang biasa diperingati selama ini.,
Kini,seiring dengan penetapan Hari Jadi Banyumas yang baru bermunculan darah dan semangat baru ,telah lahir generasi baru dengan karya-karyanya sangat kreatif dan inovatif menggali niali-nilai potensi lokal Banyumas yang ada sejak jaman dahulu dikombinasikan dengan peradaban yang berkembang sekarang tanpa kehilangan roh sejarah Banyumas itu sendiri.
Tokoh-tokoh muda generasi hibrid Banyumas melesat dengan tangan-tangan terampilnya,olah kreasinya dipadu dengan kemajuan peradaban informasi dan teknologi menghasilkan manusia-manusia unggul dalam berbagai bidang yang dikuasainya seperti Humor Banyumasan "Cekakak" yang digawangi Kang Kaji Mamock Ngudi Utomo dengan menggunakan dialek Banyumasan yang hadir di BMSTV dengan para pemainnya Arif Geseng dkk,
Sastrawan Nasirin L Sukarta dengan dua buah novelnya Kumandange Tembang Mrapat (KTM) dan Perkutut Tembagan,yang telah dicetak dan diterbitkan SIP Publishing ,Nasirin L Sukarta merupakan novelis unik dan nyentrik ,karena menuangkan ide-idenyakarya-karyanya ditulis melalui Hp Nokia Jadul,
Pakar Sejarah Banyumas, Prof,Dr.Sugeng Priyadi,M,Hum, dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP),Prof Dr.Sugeng Priyadi M.Hum dikenal sebagai ilmuwan sejarah yang sangat menguasai sejarah Banyumas yang sering menjadi pembicara diberbagai tempat seperti diskusi,simposium,seminar dll
Dibidang Penerbitan dan Percetakan ,Banyumas banyak bermunculan tokoh-tokoh muda yang intens dengan budaya Banyumas.seperti;Penerbit Muda Indra Defandra dengan SIP Publishing,.Media Online Aris Andrianto ,Djito El Fateh(Purwokerto Kita),Andy Ist Merdeka (SuaraPurwokerto.com),Tabloid Pamor, dan Majalah ANCAS.
Kang Sarno Ahmad Darsono dengan Durian Bawornya mampu menghasilkan durian lokal Banyumas berstandar nasional berhasil menandingi kehebatan durian-durian introduksi Thailand seperti durian montong,Durian Bawor hasil penemuan pria asal Desa Alangmalang,Kecamatan Kemrajen ,Banyumas saat ini menjadi pilihan para penggemar durian karena rasanya jauh lebih enak dari durian introduksi Thailand dan Malaysia.
Kang Kaji Sutrisno dengan Gethuk Goreng ASLI Sokaraja berhasil mempertahankan warisan leluhurnya Eyang Sanpirngad dengan melakukan beberapa inovasi dan kreasi baik bentuk penalmpilan ,kemasan,sehingga menjadi makanan khas oleh-oleh dari daerah Banyumasan.
Seniman Cowongan Kang Titut,,Guyon Banyumas dengan admin-nya Kang Hari Widiyanto,Anto Batik Sokaraja Banyumas ,Edi Romadhon dengan Theater Getheknya dan masih banyak lagi tokoh-tokoh baru bermunculan tak dapat ditulis disini ,berusaha menggali , mengelola,menampilkan jagad Banyumasa dengan caranya dan profesinya masing-masing menumbuhkan warna peradaban baru sesuai dengan jamannya,
Karangnangka 31/03/2016
Mulyono Harsosuwito Putra
Ketua Institut Studi Pedesaan dan Kawasan
Menarik sekali membincangkan peradaban sejarah Banyumas sejak zaman pra sejarah,,sejarah sampai sekarang ,dengan kronik-kronikanya yang sarat nilai perjuangan dengan asesoris -asesoris begitu indah untuk dikaji,diteliti,dan diungkap dengan kamera intelektual dan narasi-narasi ilmiah disandingkan,dan disajikan dalam bentuk sastra, kajian ilmiah,kesenian, budaya, dan sudut pandang lainnya,
Banyumas adalah bagian panjang dari proses metamorfosa sejarah masa lalu Kerajaan Galuh Purba, Kerajaan Pasir Luhur, Kadipaten Kutaliman melalui fase-fase perdaban yang silih berganti hadir dengan tema-tema sejarah dengan babak-babak sejarah romantika menjadi kembang jejak anak manusia menuliskan kisahnya.
Mengurai Banyumas membutuhkan perangkat kepustakaan yang cukup luas bukan sekedar tinjaun ruang dan waktu yang melintasinya tetapi harus berdasarkan fakta-fakta dan bukti-bukti berupa transkrip, benda-benda, kerajinan fosil ,arsip,dan dokumen dll
Banyumas dalam prespektif ruang sejarah sebagaimana pendapat Sumaatmadja (1991), ruang adalah tempat dipermukaan bumi baik secara keseluruhan maupun sebagian,,Ruang meliputi jagad alam seisinya;,sungai, tanah, bebatauan, tanaman,hewan air, udara, mineral,logam jasad-jasad renik dari ketinggin langit sampai dasar tanah beserta penguasa yang menempatinya, Rung sejarah membentang dengan simbolisasi Gunung Slamet dan Serayu menjadi ikon kebesaran daerahnya.
Lintasan Waktu dengan dimensi temporal ,dimensi spsesial, dimensi manusia dan dimensi alam merupkan satu kesatuan yang membingkai sejarah Banyumas..
Waktu mengandung dua pengertian yaitu makna denotatif seperti detik,menit,jam,hari,tanggal minggu,buan ,tahun abad dan lain-lainnya, Sementara makna konotatif waktu bermakna sebagai konsep.Watu
Ruang Banyumas dalam dimensi spesial merupakan kejadian-kejadian alam seperti meltusnya G Slamet, Meluapnya Sungai Serayu, kejadian sosial, kejaidan politk dll menjadi kejadian atau peristiwa sejarah dalam lintasan waktu.
Manusia Banyumas sebagai pelaku kejadian-kejadian sosial dan kejadian sejarah dalam dimensi manusia menjadi kesatuan utuh antara waktu dan ruang yang menyertai sejarah.
Banyumas Bergerak
Wong Banyumas sebagai pelaku sejarah sudah barang tentu mempunyai sejarah, Sebagaimana pendapat Ismaun 1988; manusia adalah pelaku sejarah jadi hanya manusia yang mempunyai sejarah.
Masa lampau Banyumas dengan goresan-goresan sejarah para penisepuhnya sejak Eyang Adipati Mrapat mendirikan Kadipaten Banyumas sampai sekarang di abad post modern selalu berkaitan dengan waktu dan kejadian atau peristiwa.Setiap zaman mempunyai perdaban sendiri namun akan tetap lekat dengan masa lalu yang menyertainya,
Peristiwa dan waktu sejarah memberikan kesadaran kepada generasi berikutnya bahwa kita menjalani perjalanan sejaran yang akan terus berubah, mempertahankan konsep masa lalu dengan keindahan dekorasi sejarahnya secara membaibuta adalah kematian peradaban,
Karena Bayumas berada dalam genggaman yang berbeda dengan pelaku masa lampau, Banyumas didirikan pada tanggal 22 Februari 1571 jauh lebih tua dari Kerajaan Mataram yang didirikan pada tahun 1587,Jika mengacu pada Perda No 10 Tahun 2016 tentang Hari Jadi Kabupaten Banyumas yang baru ditetapkan yaitu tanggal 22 Febuari 1571 ,
Nuansa Banyumas dengan peleburan stratafiikasi sosial telah terjadi sejak Eyang Adipati Mrapat mendirikan Kadipaten Banyumas.
Banyumas sesungguhnya telah mengalami pembebasan kastanisasi dengan deteran titel ningrat karena simbolitas Pohon Tembagan yang merupakan pohon yang sudah ada semenjak Eyang Adipati Mrapat mendirikan Kadipaten Banyumas di Hutan Mangli Kejawar sekarang wilayah Desa Kalisube
Pohon Tembagan sesungguhnya menjadi lambang egaliter manusia Banyumas. Sejarah Banyumas akan berhadapan dengan berbagai peristiwa dan waktu yang menyertainya karena Wong Banyumas mengalami perubahan,baik dalam dunia kesenian,budaya, kekuasaan, ekonomi, pertanian dll menuju perkembangan peradaban dari yang sederhana menuju masyarakat yang komplek ,
Karena Perubahan merupakan proses kesinambungan keberadaan sejarah perdaban Banyumas sekaligus menjadi proses pengulangan pelaku sejarah.dengan tema-tema yang berbeda-beda namun dalam bingkai dan gambar yang tidak tercerabut dari akar sejarahnya
Banyumas itu Bergerak dengan gairah baru telah lahir seiring dengan penetapan tanggal kelahirannya 22 Februari 1571 M sebagai hari kelahirannya jauh lebih tua dari sebelumnya berselisih 11 tahun yaitu pada tanggal 06 April 1582 berdasarkan Perda Banyumas No.2 Tahun 1999 tentang Har Jadi Kabupaten Banyumas yang biasa diperingati selama ini.,
Kini,seiring dengan penetapan Hari Jadi Banyumas yang baru bermunculan darah dan semangat baru ,telah lahir generasi baru dengan karya-karyanya sangat kreatif dan inovatif menggali niali-nilai potensi lokal Banyumas yang ada sejak jaman dahulu dikombinasikan dengan peradaban yang berkembang sekarang tanpa kehilangan roh sejarah Banyumas itu sendiri.
Tokoh-tokoh muda generasi hibrid Banyumas melesat dengan tangan-tangan terampilnya,olah kreasinya dipadu dengan kemajuan peradaban informasi dan teknologi menghasilkan manusia-manusia unggul dalam berbagai bidang yang dikuasainya seperti Humor Banyumasan "Cekakak" yang digawangi Kang Kaji Mamock Ngudi Utomo dengan menggunakan dialek Banyumasan yang hadir di BMSTV dengan para pemainnya Arif Geseng dkk,
Sastrawan Nasirin L Sukarta dengan dua buah novelnya Kumandange Tembang Mrapat (KTM) dan Perkutut Tembagan,yang telah dicetak dan diterbitkan SIP Publishing ,Nasirin L Sukarta merupakan novelis unik dan nyentrik ,karena menuangkan ide-idenyakarya-karyanya ditulis melalui Hp Nokia Jadul,
Pakar Sejarah Banyumas, Prof,Dr.Sugeng Priyadi,M,Hum, dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP),Prof Dr.Sugeng Priyadi M.Hum dikenal sebagai ilmuwan sejarah yang sangat menguasai sejarah Banyumas yang sering menjadi pembicara diberbagai tempat seperti diskusi,simposium,seminar dll
Dibidang Penerbitan dan Percetakan ,Banyumas banyak bermunculan tokoh-tokoh muda yang intens dengan budaya Banyumas.seperti;Penerbit Muda Indra Defandra dengan SIP Publishing,.Media Online Aris Andrianto ,Djito El Fateh(Purwokerto Kita),Andy Ist Merdeka (SuaraPurwokerto.com),Tabloid Pamor, dan Majalah ANCAS.
Kang Sarno Ahmad Darsono dengan Durian Bawornya mampu menghasilkan durian lokal Banyumas berstandar nasional berhasil menandingi kehebatan durian-durian introduksi Thailand seperti durian montong,Durian Bawor hasil penemuan pria asal Desa Alangmalang,Kecamatan Kemrajen ,Banyumas saat ini menjadi pilihan para penggemar durian karena rasanya jauh lebih enak dari durian introduksi Thailand dan Malaysia.
Kang Kaji Sutrisno dengan Gethuk Goreng ASLI Sokaraja berhasil mempertahankan warisan leluhurnya Eyang Sanpirngad dengan melakukan beberapa inovasi dan kreasi baik bentuk penalmpilan ,kemasan,sehingga menjadi makanan khas oleh-oleh dari daerah Banyumasan.
Seniman Cowongan Kang Titut,,Guyon Banyumas dengan admin-nya Kang Hari Widiyanto,Anto Batik Sokaraja Banyumas ,Edi Romadhon dengan Theater Getheknya dan masih banyak lagi tokoh-tokoh baru bermunculan tak dapat ditulis disini ,berusaha menggali , mengelola,menampilkan jagad Banyumasa dengan caranya dan profesinya masing-masing menumbuhkan warna peradaban baru sesuai dengan jamannya,
Karangnangka 31/03/2016
Mulyono Harsosuwito Putra
Ketua Institut Studi Pedesaan dan Kawasan
0 comments:
Post a Comment