Pulang ke kampung halaman,kampung kelahiran ,selalu mengalirkan
kerinduan tak bertepi,dengan kenangan kecil bermain besama-sama
saudara-saudara dan sahabat-sahabtku di sawah, disungai di kebun sehabis
pulang sekolah atau saat hujan datang bermain perang-perangan memakai
pelepah daun pisang yang dibikin menjadi pistol-pistolan .mencari ikan
dan belut di pinggiran pematang sawah,mengambil buah cengkeh (nutur
cengkeh ,bhs jawa) dikebun dan pekaranga menjadi kenangan indah yang tak
kulupakan dikampung kelahiranku di desa Kranggan Kecamatan Pekuncen,
Kembali ke kampung pagi ini berziarah ke makam bpk dan ibu, mengunjungi
Keluarga Besarku,,menengok outlet "Kang Mul Nursery 2 Kranggan dan
tentunya Berburu Durian Lokal Banyumas.dengan lokasi di grumbul Gunung
Buntu ,Sindang Desa Karangkemiri tetangga desa kampung kelahiranku.Desa
Karngga kondang dengan curah hujannya yang tetrtinggi kedua sesudah
Bogor.juga dulu menjadi pusat penghasil tanaman cengkeh yang sangat
dikenal di Banyumas dan daerah sekitarnya.
Kenangan kecil menjadi memori yang selalu hadir setiap saat, Tanah tumpah darah begitu banyak orang menyebutnya selalu saja membawa rasa rindu ingin pulang meski jauh jaraknya, Sebagai contoh Mudik Lebaran ,berjuta-juta orang rela antri diloket Terminal Bus, Stasiun Kereta Api,Bandara Udara atau memesannya jauh-jauh hari bahkan bebrapa bulan sebelumnya sudah memesan tiket seperti kereta api Belum juga saat Mudik rela-rela menempuh beratus-ratus km bakan beribu-ribu kilometer hanya untuk menegok kampung halaman dengan hujan dan panas, lapar dan dahaga,dengan biaya yang tak cukup sedikit mengumpulkan uang setahun hanya untuk kembali ke kampung halaman. Ras lelah, capai tak terasa saat sampai di kampung halaman bertemu dengan sanak saudara, handai taulan ,bercerita, ngobrol, dopokan, juguran atau denga istilah lainnya dengan diselingi makanan khas desa sepeti "ondol" (makanan gorengan berbentuk bulat yang dibuat dari singkong ), Mendoan tempe, Mendoan Dages ( makanan gorengan yang dibuat dari ampas kedelai), Kampel, dll.
Paling unik tentu makanan "Kampel" , makanan khas Kranggan yang dibuat pertama kali tahun awal 80 an oleh Yu Kap ,penjual gorengan tempe ,dages,bakwan dan kupat dll yang letak rumahnya persis disebelah rumah orang tuaku, Yu Kap bersama ibunya Mbok Kawiyah menjual gorengan Tempe, Dages, Bakwan ,Kupat ,Combro, Ondol , Bubur , Cadil Kluban yang tiap bagi pelangganya datang kerumahnya ,juag menjualnya di Kantin SDN Kranggan. Nah "Kampel " dibuat dari bahan Kupat ,Dages dan Sambal, Perrtama-tama Kupat dibelah jadi empat lalu diatasnya dikasih sambal kemudian ditempel dengan potongan Dages , sesudah itu dikasih tepung padi yang sudah dicampur air dan bumbu goreangan, maka Kampel siap digoreng ,Gorengan "Kampel" ,,jangan tanya rasanya ,perpaduan kupat, dages, sambal menjadi kenikmatan tersendiri, biasanya di kampungku disajikan saat pagi hari bersama teh manis juga sore hari , Cukup 3-4 buah gorengan Kampel sudah cukup menjadi pengganti sarapan pagi yang menurut ibu--Ibu rumah tangga harus ribet sana sini ,ini dan itu mencari bahan sayuran serta menyiapkan lauk ,ternyata adanya Kampel menjadi solusi terbaik mengatasi keribetan itu.
Ya begitu sedikit kenangan kecil dikampung. pagi ini rencananya "berburu durian lokal Banyumas " ditemani sahabat lamaku saat sama-sama bertani menanam pohon Albasia ,orang kampung menyebut "Besiar" di Dusun Sindang bebrapa tahun yang silam , namanya Pak Han. Pak Han sudah lama tak bertemu sejak penulis pindah ke Karangnangka Kecamatan Kedungbanteng apalagi Pak Han sekarang sudah menjadi penguasa lembah perkebunan dekat Obyek Wisata "Curug Nangga" Desa Petahunan Kecamatan Pekuncen. Pak Han mengontrak kebun 10 ha sedang dirintis berbagai tanaman diantara sudah ditanam 2500 kelapa genjah Entok, albasia dll. Pertemuan lewat dunia maya facebboker manjadi penyambung kembali komunikasi yang terputus sekian tahu lamanya menjadi tersambung kembali.
Pak Han yang merekomendasikan pada penulis adanya durian lokal Banyumas di grumbul Gunung Bantu ,sekalian menejlajahi pinggiran Obyek Wisata "Waduk Penjalin" Desa Patuguran , Kecamatan Paguyangan Brebes sebuah Desa tempat kelahiran Dekan Fisip Unsoed Dr,Ali Rokhman. Ya Pak Han pagi ini akan menemaniku menjadi "si Bolang Durian" atau meminjam acara kesukaan Mas Ali Rokhman dengan "Hash and Harrirr"nya yang kerap dilakukan tiap hari minggu bersama istri anak beserta sahabat-sahabat dan mahasiswanya. Maka penulis dengan "Berburu Durian Lokal Banyumas" menjelajahi pekarangan, kebun, hutan rakyat , dengan medan yang berbeda-beda , menembus bukit, lereng, lembah pegunungan , sawah ladang dan jalan yang berkelok baik licin mapun beraspal tantangan yang menarik, sembari menikamti anugerah Illahi berupa alam dan skitaranya.. Kutunggu Pak Han..
Kranggan 12 Maret 2016
Mulyono Harsosuwito Putra
Ketua Institut Studi Pedesaan dan Kawasan
Kenangan kecil menjadi memori yang selalu hadir setiap saat, Tanah tumpah darah begitu banyak orang menyebutnya selalu saja membawa rasa rindu ingin pulang meski jauh jaraknya, Sebagai contoh Mudik Lebaran ,berjuta-juta orang rela antri diloket Terminal Bus, Stasiun Kereta Api,Bandara Udara atau memesannya jauh-jauh hari bahkan bebrapa bulan sebelumnya sudah memesan tiket seperti kereta api Belum juga saat Mudik rela-rela menempuh beratus-ratus km bakan beribu-ribu kilometer hanya untuk menegok kampung halaman dengan hujan dan panas, lapar dan dahaga,dengan biaya yang tak cukup sedikit mengumpulkan uang setahun hanya untuk kembali ke kampung halaman. Ras lelah, capai tak terasa saat sampai di kampung halaman bertemu dengan sanak saudara, handai taulan ,bercerita, ngobrol, dopokan, juguran atau denga istilah lainnya dengan diselingi makanan khas desa sepeti "ondol" (makanan gorengan berbentuk bulat yang dibuat dari singkong ), Mendoan tempe, Mendoan Dages ( makanan gorengan yang dibuat dari ampas kedelai), Kampel, dll.
Paling unik tentu makanan "Kampel" , makanan khas Kranggan yang dibuat pertama kali tahun awal 80 an oleh Yu Kap ,penjual gorengan tempe ,dages,bakwan dan kupat dll yang letak rumahnya persis disebelah rumah orang tuaku, Yu Kap bersama ibunya Mbok Kawiyah menjual gorengan Tempe, Dages, Bakwan ,Kupat ,Combro, Ondol , Bubur , Cadil Kluban yang tiap bagi pelangganya datang kerumahnya ,juag menjualnya di Kantin SDN Kranggan. Nah "Kampel " dibuat dari bahan Kupat ,Dages dan Sambal, Perrtama-tama Kupat dibelah jadi empat lalu diatasnya dikasih sambal kemudian ditempel dengan potongan Dages , sesudah itu dikasih tepung padi yang sudah dicampur air dan bumbu goreangan, maka Kampel siap digoreng ,Gorengan "Kampel" ,,jangan tanya rasanya ,perpaduan kupat, dages, sambal menjadi kenikmatan tersendiri, biasanya di kampungku disajikan saat pagi hari bersama teh manis juga sore hari , Cukup 3-4 buah gorengan Kampel sudah cukup menjadi pengganti sarapan pagi yang menurut ibu--Ibu rumah tangga harus ribet sana sini ,ini dan itu mencari bahan sayuran serta menyiapkan lauk ,ternyata adanya Kampel menjadi solusi terbaik mengatasi keribetan itu.
Ya begitu sedikit kenangan kecil dikampung. pagi ini rencananya "berburu durian lokal Banyumas " ditemani sahabat lamaku saat sama-sama bertani menanam pohon Albasia ,orang kampung menyebut "Besiar" di Dusun Sindang bebrapa tahun yang silam , namanya Pak Han. Pak Han sudah lama tak bertemu sejak penulis pindah ke Karangnangka Kecamatan Kedungbanteng apalagi Pak Han sekarang sudah menjadi penguasa lembah perkebunan dekat Obyek Wisata "Curug Nangga" Desa Petahunan Kecamatan Pekuncen. Pak Han mengontrak kebun 10 ha sedang dirintis berbagai tanaman diantara sudah ditanam 2500 kelapa genjah Entok, albasia dll. Pertemuan lewat dunia maya facebboker manjadi penyambung kembali komunikasi yang terputus sekian tahu lamanya menjadi tersambung kembali.
Pak Han yang merekomendasikan pada penulis adanya durian lokal Banyumas di grumbul Gunung Bantu ,sekalian menejlajahi pinggiran Obyek Wisata "Waduk Penjalin" Desa Patuguran , Kecamatan Paguyangan Brebes sebuah Desa tempat kelahiran Dekan Fisip Unsoed Dr,Ali Rokhman. Ya Pak Han pagi ini akan menemaniku menjadi "si Bolang Durian" atau meminjam acara kesukaan Mas Ali Rokhman dengan "Hash and Harrirr"nya yang kerap dilakukan tiap hari minggu bersama istri anak beserta sahabat-sahabat dan mahasiswanya. Maka penulis dengan "Berburu Durian Lokal Banyumas" menjelajahi pekarangan, kebun, hutan rakyat , dengan medan yang berbeda-beda , menembus bukit, lereng, lembah pegunungan , sawah ladang dan jalan yang berkelok baik licin mapun beraspal tantangan yang menarik, sembari menikamti anugerah Illahi berupa alam dan skitaranya.. Kutunggu Pak Han..
Kranggan 12 Maret 2016
Mulyono Harsosuwito Putra
Ketua Institut Studi Pedesaan dan Kawasan
0 comments:
Post a Comment