Kesenian tradisional Wayang kulit sudah mendarah daging menjadi
bagian terpenting dalam kehidupan masyarakat Jawa,Wayang kulit menjadi
tontonan yang sarat dengan nilai-nilai pendidikan,dakwah
filosofi,spiritual dan religi (tuntunan).
Bukan sekedar menghadirkan hiburan semata penuh hura-hura ,wayang kulit hadir dengan pesan-pesan moralitas yang dikemas dalam lakon yang dimainkan seorang dalang dengan tema-tema yang terjadi dilingkungannya diadaptasi dari Kitab Mahabarta dan Ramayana.
Diringi indahnya musik gamelan yang ditabuh para nayaga dengan tembang-tembang merdu dinyanyikan sang pesinden, orkesta pagelaran ringgit purwa makin semarak ,Ki Dalang sebagai pemegang kendali pertunjukan semalam suntuk memainkan wayang kulit larut dalam lakon yang dibawakan.
Penonton diajak menikmati kepintaran Ki Dalang dalam memainkan tiap-tiap wayang sejak pembuka sampai akhir pertunjukan disertai guyonan saat Goro-goro dengan hadirnya empat sekawan(Ponokawan) Semar ,Petruk,Gareng dan Bagong mengocok perut para penonton yang hadir.
Wayang kulit sebagai warisan kebudayaan adiluhung tiak pernah surut terus berkibar dalam perubahan peradaban tak lapuk dimakan jaman, Jaman boleh berganti, dalang,nayaga,sinden boleh berganti generasi tapi wayang tetap lestari dengan kronik-kroniknya.
Wayang kulit adalah kesenian tradisional yang telah berusia cukup tua yang telah diakui UNESCO pada tanggal 3 November 2003 sebai karya yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga (Masterpice of Oral and Intangible Heritage of Humanity)
Wayang berasal dari kata Ma "Hyang yang mengandung arti menuju kepada roh,spiritual,Dewa,atau Tuhan Yang Maha Esa..
Wayang adalah sebuah kata berasal dari bahasa Indonesia (Jawa) asli berarti "bayang "atau "bayang-bayang" yang berasal dari kar kata "yang",dengan mendapatkan awalan wa menjadi kata wayang (Sri Mulyono Herlambang,1983;53)
Sedangkan Wayang menurut Amir Mertosedono.S.H adalah:dalam bahasa Jawa perkataan wayang berarti wayangan (layangan).Dalam bahasa Indonesia berarti bayang-bayang, samar-samar,tidak jelas. Dalam bahasa Aceh berarti bayang, artinya wayangan.Seang dalam bahasa Bugis berarti wayang atau bayang-bayang.(Amir Mertosedono:1993,28)
Sejarah wayang kulit tergolong sangat tua ,menurut Sri Mulyono Herlambang bahwa wayang kulit purwa itu merupkan kesenian klasik tradisonlalyang timbul kurang lebih pada tahun 1500 SM Jadi hingga hari ini sudah berusia 35 Abad (1983:3)
Menururt Dr Hazeu wayang kulit diperkiirakan telah tumbuh dan berkembang pada jaman kejayaan Kerajaan Kahuripan Kediri dibawah pimpinan Raja Prabu Airlangga (950 Cak-=1012 M).
Pertunjukan bayang-bayang (wayang) mempergunakan boneka dari kulit (walulang inukir) dan bayang-bayangnya diproyeksikan dalam tabir (kelir) (Sri Mulyono Herlambang (1983:21)
Perkembangan seni wayang kulit mengalami puncaknya dengan dipelopori Kanjeng Sunan Kalijaga melakukan berbagai inovasi dan kreasi jauh lebih maju dibandingkan pada jaman Prabu Airlangga.
Kanjeng Sunan Kalijaga membuat wayang dijadikan satu-satu,tiap satu wayang dibuat pada kulit satu lembar.dengan menggunkan kulit kambing (Umar Hasyim,1974,3)
Kanjeng Sunan Kalijaga dainggap tokoh paling berjasa dalam perkembangan seni wayang kulit dengan modifikasi,kreasi dan inovasi beserta gamelannya.
Bersama Sunan Bonang,dan Sunan Giri,Kanjeng Sunan Kalijaga menciptkan wayang Punakawan Pandawa yang terdiri dari :Semar,Petruk,Gareng dan Bagong.( Umar Hasyim,1974.24)
Sebelum tahun 1950-an berkembang silang pendapat asal usul wayang kulit ,ada dua arus besar pendapat mengenai asal usul wayang yaitu.Jawa dan India.
Pertama mengatakan bahwa wayang kulit adalah asli budaya Jawa dianut oleh peneliti Indonesia dan peneliti Barat seperti: Brandes,Hazeau,Kats,Rentse,dan Karts
Alasan yang dikemukan adalah bahwa wayang adalah wajah sosial,kebudayan,spiritual dan religi masyarakat Jawa dan naskah tulisan cerita wayang kulit ditulis dengan bahasa Jawa Kuna dan tidak menggunkan bahasa lain.
Disamping itu beberapa tokoh wayang seperti Ponokawan:Semar Petruk ,Gareng dan Bawor hanya ada dalam wayang kulit di Indonesia khusunya di Jawa, Wayang kulit dinegara lain tidak ditemukan tokoh Ponokawan
Kedua :mengatakan bahwa wayang kulit berasal dari India,Pendapat ini dianut oleh peneliti Barat seperti :Krom.Hiddding,Pischel,Poensen,Rassers dan Goslings dengan menyodorkan argumentasi bahwa wayang dibawa dari India bersamaan dengan kedatangan Agama Hindu,di pulau Jawa.
Namun sesudah tahun 1950-an para ahli dan peneliti telah sepakat bahwa wayang kulit merupakan kesenian berasal dari Jawa bukan berasal dari India yang dibawa para pendeta agama Hindu dan Budha
Kesenian wayang kulit adalah karya asli bangsa Indonesia yang digali dari sosial kultural,spriritual dan religi masyarakat Jawa yang mengandung unsur hiburan,pendidikan,seni,dakwah,musik,suaran,seni ukir dll
Karangnangka 05 Agustus 2016
Mulyono Harsosuwito Putra
Ketua Institut Studi Pedesaan dan Kawasan
Sumber:
1.Sri Mulyono Herlambang ,
-.Wayang Asal Usul Filsafat dan Masa DepannyaJakarta:Gunung Agung,1982
-Wayang dan Karakter Manusia,1Jakarta ,CV Gunung Agung,1988
-.Simbolisme dan Mistifikasi,Dalam Wayang,Sebuah Tinjauan Filosofis,,Jakarta,CV Gunung Agung ,1983
dan Kepustakaan lainnya.
2.Amir Mertosedono,Sejarah Wayang,Semarang:Dahara Prize.1993
3.Umar Hasyim, Sunan Kalijaga,Kudus: Menara Kudus,1974
Bukan sekedar menghadirkan hiburan semata penuh hura-hura ,wayang kulit hadir dengan pesan-pesan moralitas yang dikemas dalam lakon yang dimainkan seorang dalang dengan tema-tema yang terjadi dilingkungannya diadaptasi dari Kitab Mahabarta dan Ramayana.
Diringi indahnya musik gamelan yang ditabuh para nayaga dengan tembang-tembang merdu dinyanyikan sang pesinden, orkesta pagelaran ringgit purwa makin semarak ,Ki Dalang sebagai pemegang kendali pertunjukan semalam suntuk memainkan wayang kulit larut dalam lakon yang dibawakan.
Penonton diajak menikmati kepintaran Ki Dalang dalam memainkan tiap-tiap wayang sejak pembuka sampai akhir pertunjukan disertai guyonan saat Goro-goro dengan hadirnya empat sekawan(Ponokawan) Semar ,Petruk,Gareng dan Bagong mengocok perut para penonton yang hadir.
Wayang kulit sebagai warisan kebudayaan adiluhung tiak pernah surut terus berkibar dalam perubahan peradaban tak lapuk dimakan jaman, Jaman boleh berganti, dalang,nayaga,sinden boleh berganti generasi tapi wayang tetap lestari dengan kronik-kroniknya.
Wayang kulit adalah kesenian tradisional yang telah berusia cukup tua yang telah diakui UNESCO pada tanggal 3 November 2003 sebai karya yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga (Masterpice of Oral and Intangible Heritage of Humanity)
Wayang berasal dari kata Ma "Hyang yang mengandung arti menuju kepada roh,spiritual,Dewa,atau Tuhan Yang Maha Esa..
Wayang adalah sebuah kata berasal dari bahasa Indonesia (Jawa) asli berarti "bayang "atau "bayang-bayang" yang berasal dari kar kata "yang",dengan mendapatkan awalan wa menjadi kata wayang (Sri Mulyono Herlambang,1983;53)
Sedangkan Wayang menurut Amir Mertosedono.S.H adalah:dalam bahasa Jawa perkataan wayang berarti wayangan (layangan).Dalam bahasa Indonesia berarti bayang-bayang, samar-samar,tidak jelas. Dalam bahasa Aceh berarti bayang, artinya wayangan.Seang dalam bahasa Bugis berarti wayang atau bayang-bayang.(Amir Mertosedono:1993,28)
Sejarah wayang kulit tergolong sangat tua ,menurut Sri Mulyono Herlambang bahwa wayang kulit purwa itu merupkan kesenian klasik tradisonlalyang timbul kurang lebih pada tahun 1500 SM Jadi hingga hari ini sudah berusia 35 Abad (1983:3)
Menururt Dr Hazeu wayang kulit diperkiirakan telah tumbuh dan berkembang pada jaman kejayaan Kerajaan Kahuripan Kediri dibawah pimpinan Raja Prabu Airlangga (950 Cak-=1012 M).
Pertunjukan bayang-bayang (wayang) mempergunakan boneka dari kulit (walulang inukir) dan bayang-bayangnya diproyeksikan dalam tabir (kelir) (Sri Mulyono Herlambang (1983:21)
Perkembangan seni wayang kulit mengalami puncaknya dengan dipelopori Kanjeng Sunan Kalijaga melakukan berbagai inovasi dan kreasi jauh lebih maju dibandingkan pada jaman Prabu Airlangga.
Kanjeng Sunan Kalijaga membuat wayang dijadikan satu-satu,tiap satu wayang dibuat pada kulit satu lembar.dengan menggunkan kulit kambing (Umar Hasyim,1974,3)
Kanjeng Sunan Kalijaga dainggap tokoh paling berjasa dalam perkembangan seni wayang kulit dengan modifikasi,kreasi dan inovasi beserta gamelannya.
Bersama Sunan Bonang,dan Sunan Giri,Kanjeng Sunan Kalijaga menciptkan wayang Punakawan Pandawa yang terdiri dari :Semar,Petruk,Gareng dan Bagong.( Umar Hasyim,1974.24)
Sebelum tahun 1950-an berkembang silang pendapat asal usul wayang kulit ,ada dua arus besar pendapat mengenai asal usul wayang yaitu.Jawa dan India.
Pertama mengatakan bahwa wayang kulit adalah asli budaya Jawa dianut oleh peneliti Indonesia dan peneliti Barat seperti: Brandes,Hazeau,Kats,Rentse,dan Karts
Alasan yang dikemukan adalah bahwa wayang adalah wajah sosial,kebudayan,spiritual dan religi masyarakat Jawa dan naskah tulisan cerita wayang kulit ditulis dengan bahasa Jawa Kuna dan tidak menggunkan bahasa lain.
Disamping itu beberapa tokoh wayang seperti Ponokawan:Semar Petruk ,Gareng dan Bawor hanya ada dalam wayang kulit di Indonesia khusunya di Jawa, Wayang kulit dinegara lain tidak ditemukan tokoh Ponokawan
Kedua :mengatakan bahwa wayang kulit berasal dari India,Pendapat ini dianut oleh peneliti Barat seperti :Krom.Hiddding,Pischel,Poensen,Rassers dan Goslings dengan menyodorkan argumentasi bahwa wayang dibawa dari India bersamaan dengan kedatangan Agama Hindu,di pulau Jawa.
Namun sesudah tahun 1950-an para ahli dan peneliti telah sepakat bahwa wayang kulit merupakan kesenian berasal dari Jawa bukan berasal dari India yang dibawa para pendeta agama Hindu dan Budha
Kesenian wayang kulit adalah karya asli bangsa Indonesia yang digali dari sosial kultural,spriritual dan religi masyarakat Jawa yang mengandung unsur hiburan,pendidikan,seni,dakwah,musik,suaran,seni ukir dll
Karangnangka 05 Agustus 2016
Mulyono Harsosuwito Putra
Ketua Institut Studi Pedesaan dan Kawasan
Sumber:
1.Sri Mulyono Herlambang ,
-.Wayang Asal Usul Filsafat dan Masa DepannyaJakarta:Gunung Agung,1982
-Wayang dan Karakter Manusia,1Jakarta ,CV Gunung Agung,1988
-.Simbolisme dan Mistifikasi,Dalam Wayang,Sebuah Tinjauan Filosofis,,Jakarta,CV Gunung Agung ,1983
dan Kepustakaan lainnya.
2.Amir Mertosedono,Sejarah Wayang,Semarang:Dahara Prize.1993
3.Umar Hasyim, Sunan Kalijaga,Kudus: Menara Kudus,1974
0 comments:
Post a Comment