Artikel Terbaru

Monday, April 9, 2018

Geliat Petani Muda Banyumas

Senang sekali rasanya melihat sahabat-sahabat muda di Banyumas turun gelanggang ke ranah pertanian.Ada Kang Karseno dan Ustadz Iqbalul Arifin getol dengan Jambu Kristalnya ,Kang Hantori Chocolatoz dan Kang Arifin Spdi dengan Kelapa Genjahnya, Kang Nasrul Godong Ijo Majid dengan Merica Perdu dan Kebun pembibitannya yang cukup luas di depan SMK Diponegoro Kedungbanteng, Kang Azis Beji menjadi ekspotir bibit paling keren,

Ada Bos Adib Wong Desa dengan Sidat Briliannya.Kang Trisno Kalikucir Sindang, dengan Merica Solornya,Ari Senjoyo Perumahan Satria Mandala Tama dengan Buah Tinnya, Tak Kalah hebat Kang Kaji Ginting Sudiatmoko dengan perikanan Guramehnya. Jangan lupa pula Kang Teguh Ismanto juragan Hidroponik bersama Pak Guru Tajus Sobirin, dan Pak Guru Hardiman Bobosan,Kang Kukuh Rasiyanto dengan Apotik Pertanian,Kang Hasan Cirebag Gumelar dengan kambing Etawanya dan masih banyak lagi kaum muda yang menekuni dunia pertanian dengan berbagai budidaya dan sektornya.

Kegelisahan yang sering meluncur deras bebrapa dekade ini dari Kementrian Pertanian, Pemerintah Daerah, Akademisi, Pengamat Pertanian, LSM, Pegiat pertanian,Orang Tua tampaknya mulai terjawab dengan makin maraknya kaum muda yang berkiprah dibidang pertanian,.entah di bidang perkebunan, pertanian, perikanan,kehutanan merupkan sinyal bagus dan entry point positif ditengah kekkhawatiran memudarnya minat anak-anak muda terhadap dunia pertanian.mulai terjawab.

Back to Basic
Negara Indonesia dengan predikat negara agraris sejak jaman dahulu kala diwarisi hamparan kekayaan berupa udara, laut, daratan yang luar biasa subur dengan plasma hayati berjumah jutaan membentang dari Sabang sampai Merauke.Plasma Hayati dengan berbgai jenis tanaman dan varietasnya menjadikan Negara kepulauan ini sejak jaman dahulu menjadi ajang perebutan Negara-Negera Eropa Jepang ,AS pada jaman pejajahan dilatar belakangi ambisi mengasuasi komodti rempah-rempah ,seperti Merica./Lada , Cengkih ,Pala dll Lada menjadi incaran utama kaum penjajah menguasai Bumi Pertiwi oleh karena Merica/ Lada yang dijuluki "Si Raja Rempah-Rempah" sangat dibutuhkan negara-negara Eropa yang beriklim dingin baik untuk kepentingan atau kebutuhan sehari-hari atau untuk kebutuhan Industri lainnya.

Pertarungan Portugis dan Belanda memperubatkan komoditas rempah-rempah menjerumuskan dua negara terlibat hubungan panas antar dua negara di awal Abad ke 15 dengan embargo perdagangan yang dilakukan Portugis terhadap kapal-kapal niaga Belanda yang akan memuat rempah-rempah dari pelabuhan laut negaranya Cristiano Ronaldo, pesepakbola kesohor asal klub kaya raya Real Madrid ,Spanyol. Langkah embargo perdagangan dan pemutusan hubungan diplomatik Portugis dijawab dengan sangat cerdas dengan misi perdagangannya ke Pulau Jawa dengan membawa langsung produk-prduk repah-rempah Nusantara tanpa terlebih dahulu melalu Portugis yang saat itu menjadi Kiblat Repah-Rempah di Eropa. Tak tanggung-tanggung Belanda mencengkeramkan kukunya lebih dalam di Indonesia dengan mendirikan perusahaan yang kita kenal dengan VOC, perusahaan yang memonopoli seluruh perdagangan di Indonesia saat itu.

Sepenggal sejarah kajayaan rempah-rempah dan komoditas pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan pelan -pelan diambil negara lain oleh karena makin melemahnya minat kaum muda yang menekuni dunia pertanian dengan berbgai argumentasinya, seperti tak punya lahan, mencari pekerjaan di kota, berniaga, menjadi pns. Pilihan menjadi petani makin menjauh seirama derasnya mordernisasi yang membawa kaum muda pedesaan untuk hijrah kekota menjadi buruh di perusahaan-perusahaan. Hancurnya nilai ekonomis produk pertanian dan kebijakan pemerintah menjadi salah satu penyebab memudarnya anak-anak muda pedesaan melanjutkan kiprah generasi terdahulu untuk menjadi petani,

Holtikultura Paling Diminati

Mengunjungi bebdrapa desa di wilayah Kabupaten Banyumas saat menjadi si Bolang Durian ,tanaman buah-buahan menjadi plihan paling banyak yang diminati dengan bukti di lapangan baik perseorangan maupun kelompok menanam Jambu Kristal, Durian, Pepaya,Jeruk. dll, baik untuk produksi maupun pembibitan Ada yang mengelola di lahan sempit sampai beberapa hektar. Usia mereka rata-rata 30 th -40 th. Belum lagi yang menanam tanaman kayu seperti albasia, jati, mahoni, angsana keling,

Begitu pula dibidang perikanan banyak bermunculan kelompok maupun perseorang menekuni budi daya air tawar atau sungai,juga disektor perkebunan ada buddi daya kakao, karet dll Juga sektor Peternakan tak kalah menngeliatnya dengan peternakan ayam, unggas, sapi, kambing dll
Sangat sangat ,menyejukan hati,, trend kaum muda ke pelosok-pelosok desa, kepegunungan dengan menanam investasinya kedesa-desa menjadi bukti bahwa pertnian sangat menarik dan mengahdirkan nilai tambah ekonomi yang luar biasa tak kalah dengan pengahsilan buruh pabrik atau pekerja lainnya

0 comments:

Post a Comment