Artikel Terbaru

Thursday, October 6, 2016

Pagelaran Wayang Kulit Pakeliran Padat 3 Dalang Remaja di RRI Purwokerto


Kiprah Dalang Remaja Yang Membanggakan

Menyaksikan penampilan tiga dalang remaja wayang kulit Gagrak Banyumasan di pelataran RRI Purwokerto secercah harapan kelangsungan kesenian tradisonal warisan leluhur nan adi luhung wayang kulit dimasa mendatang.

Kehadiran ketiga dalang remaja yang manggung pada pagi sampai sore hari ini Sabtu 17 September 2016 yang digelar RRI Purwokerto dalam rangka Hari Radio memberi jawaban bahwa di tlatah Banyumas yang meliputi Kabupaten Banyumas ,Purbalingga Cilacap dan,Banjarnegara tumbuh generasi baru dalang wayang kulit Gagrag Banyumasan.

Dalam usia yang masih muda tergolong remaja Ki Wahyu Eko Saputro (13 th) ,Ki Rizky Widia Fatturohman (16 th) dan Ki Bimo Setyo Aji (17 th) memperlihatkan ketrampilannya memainkan wayang ditas panggung dengan diiringi para nayaga serta lengkingan suara pesinden.

Acara yang disiarkan secara langsung oleh Pro 1 RRI Puwokerto dihadiri para pejabat Pemda Banyumas ,Purbalingga dan Cilacap ,Pengurus Pepadi, Kepala sekolah,para guru ,pemerhati budaya dan rekan wartawan media cetak,media eletronika,dll.

Ki Wahyu Eko Saputro tampil perdana menjadi pembuka pagelaran pakeliran padat dengan lampahan Babad Alas Wanamarta dengan diiringai nayaga kolaborasi anggota Pepadi Kab Cilacap dengan siswa-siswi SMPN 9 Maos .

Sesudah Ki Wahyu Eko Saputro giliran Ki Rizky Widia Fatturohman gantian tampil diatas panggung dengan lampahan "Topeng Perunggu diiringi nayaga dan pesinden Pepadi Kab Purbalingga dibawah pimpinan Ki Sigit Aji Sugito ,S.Sn

Ki Sigit Aji Sugito,S,Sn merupakan putra dalang asal Desa Keniten Kecamatan Kedungbanteng Ki Sugito Purbocarito .yang menjadi mentor Ki Rizky Widia Fatturohman dalam pertunjukkan pada pagi hari ini,

Terakhir Ki Bimo Setyo Aji ,putra pertama dalang Ki Kukuh Bayu Aji asal Desa Pageralang dengan diiringi nayaga dan pesinden yang biasa mengiringi ayahandanya dalam manggungnya.

Ki Kukuh Bayu Aji menjadi mentor anak lelakinya Ki Bimo Setyo Aji ikut mempersiapkan segala keperluan dipanggung dnegan menata posisi wayang,kecrek dan posisi duduk serta memberi masukan sebelum manggung,

Ki Bimo Setyo Aji juga didukung Ibundanya Nyi Sulistiorini yang ikut serta menjadi pesinden dalam pertunjukkan pada siang hari ,Kebetulan Nyi Sulistiorini merupakan pesinden yang cukup berpengalaman sering tampil bersama suaminya Ki Kukuh Bayu Aji dan pernah menjadi pesinden dalang kondang asal Tegal Ki Enthus Susmono.

Secara umum ketiga dalang remajja yang tampil pagi sampai siang hari ini tergolong terampil dalam olah suara, ,antawacana,dan sabetan.melebihi kemampuan sesuai dengan umurnya.

Membludaknya penonton yang memenuhi pelataran RRI Purwokerto dengan mayoritas siswa-siswi SMP,SMA dan kaum muda serta orangtua merupakan sebuah apresiasi yang tinggi terhadap seni wayang kulit.

Mereka masih sangat muda membutuhkan banyak dukungan berbagai pihak agar bakat dan ketrampilan yang dimiliki terus berkembang di masa yang datang,

Oleh karena secara psikologis dalam usia yang sangat labil memerlukan bimbingan kedua orang tuanya,dan selalu mengingatkan kepada sang dalang remaja untuk tidak melupakan sekolah/kuliah.

Sebab profesi dalang membutuhkan banyak sekali ilmu pendukungnya sehingga mampu menyesuaikan dengan perkembangan jaman yang terjadi dan mempersiapkan diri untuk hari depan karena mendalang ada batas waktunya.

Begitu pulu bimbingan guru dalang (sang mentor) untuk terus memberikan bimbingan serta perhatian pihak sekolah dengan memberikan waktu serta izin bagi yang masih menuntut ilmu;karena banyak sekolah yang sulit memberik izin saat manggung siang hari.

Tidak kalah pentingnya perhatian Pemerintah Daerah memberikan bimbingan,sarana dan prasaran serta kesempatan manggung dengan memperbanyak pagelaran wayang kulit menampilkan dalang-dalang muda.

Dalang remaja harus dibekali kekuatan spiritual dengan nilai-nilai ajaran agama karena dalang merupakan tokoh pembawa ajaran moral ,Ruh Spiritual sangat penting bagi dalang remaja agar wayang kulit menjadi kesenian sebagaimana jaman Walisongo menjadi tontonan tetapi juga tuntunan.

Semoga rintisan RRI Purwokerto dengan menampilkan dalang -dalang remaja di wilayah eks Karesidenan Banyumas menjadi titik awal kebangkitan seni wayang kulit Gagrak Banyumasan ditengah gempuran budaya dan kesenian negara-negara lain yang menjadi favorit generasi muda.

Karangnangka 17 September 2016
Mulyono Harsosuwito Putra
Ketua Instiut Studi Pedesaan dan Kawasan.

0 comments:

Post a Comment