Tidak satupun yang memprediksi negara Venezuela ,sebuah negara kaya
minya di kawasan Amerika Latin yang dikenal sebagai salah satu penghasil
dan pengekspor minyak tergabung dalam OPEC harus mengalami krisis
pangan,yang melanda diseluruh negeri akibat stok bahan pangan berkurang
dan tingginya harga yang tak mungkin bisa dibeli oleh rakyatnya.
Menikmati kejayaan hasil minyak bumi yang menjadi andalan utama menggerakan roda pembangunan ekonomi tetapi lupa membangun sektor pertaninan yang kuat harus dibayar mahal oleh karena sudah terbiasa dengan budaya membeli pangan dari negara-negara tetangga dan terlalu percaya diri dengan hasil ekspor minyak.
Darurat Ekonomi yang diumumkan Presiden Nicolas Maduro sejak 28 April 2016 selama 60 hari sampai hari ini belum berhasil mengangkat Venezuela dari krisis ,karena berbagai faktor yang menyertainya salah satu penyebab adalah anjoknya harga minyak yang memukul ekonomi Venezuela,
Negara yang dikenal melahirkan gadis-gadis cantik yang sering menjadi juara ajang kompetisi putri-putri cantik tingkat dunia seperti Miss Universe ,Miss World dll harus menerima kenyataan rakyat kesussahan membeli pangan karena kesetersidiiaan pangan tidak cukup.
Negara Venezuela dilanda krisis pangan paling parah ditandai berkurangnya stok bahan pangan, dan menggilanya harga bahan pangan yang tak bisa dibeli oleh sebagian rakyat Venezuela..
Gelombang unjuk rasa menuntut ketesediaan bahan pangan ,kejahatan merajalela, pembunuhan,penjarahan,kekerasan antar warga terjadi setiap waktu.
Keterpurukan Venezuela dengan inflasi paling tinggi di dunia berada dalam bahaya kelaparan, upaya untuk memenuhi pangan dilakukan dengan berbagai cara antara lain menukar minyak dengan pangan atau negara-negara yang memiliki hutang dengan Venezuela melunasi hutanya dengan bahan pangan seperti yang dilakukan Jamaika.
Venzuela dikenal negara paling keras menantang Amerika Serikat dan sekutunya saat diperintah Presiden Hugo Chaves tak berdaya menghadapi gempuran badai ekonomi saat penerusnya dari Partai Sosialis Presiden Nicolas Madura dihimpit jatuhnya harga minyak paling parah selama 12 tahun terakhir yakni 28,36 US$/barrelpadahal tahun 2013-204 harga minyak mecapai 100 US $
Gejala merosotnya ekonomi Venezuela sudah terasa sejak tahun 2014 dengan angka penurunan rata-rata 7.!% .signifikan dengan penurunan harga minyak dunia yang tersu menerus merosot menyebabkan keterpurukan ekonomi dan menimbulkan krisis pangan,krisis energi,krisis politik dan krisis mulidimensi
Pelajaran Berharga Bagi Indonesia
Krisis pangan di Venezeula memberikan pelajaran pada negara Indonesia untuk lebih hati-hati melakukan kebijakan ekonomi yang tidak berpihak pada sektor pertanian. Dengan penduduk mayoritas penduduk dengan mata pencaharian sebagai petani sebenarnya tidak terllau sulit untuk mempertahankan kemandirian pangan apabila kebijakan pro petani lebih dikedepankan.
Perubahan paradigma pembangunan yang dianut pemerintah Indonesia sejak awal dekade 1970-an dengan menempatkan Indusrtrialisasi sebagai basis menggerakan pembangunan menggeser sektor pertanian yang selama ini menjadi tumpuan penggerak roda pembangunan menjadi faktor penyangga.
Industrialisai menyebabkan banyak lahan -lahan subur pertanian menjadi kehilangan luas cakupan wilayahnya karena makin banyak yang dijadikan tempat-tempat Industri beserta perangkat pendukungnya seperti perumahan,super market,,dll
Makin menyempitnya lahan pertanian akibat pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi juga makin menurunnya minat kaum muda untuk terjun ke bidang pertanian karena berbagai alasan diantaranya pekerjaan disektor pertanian secara aspek sosiologis tidak bergengsi dan tidak menjanjikan secara finansial.
Makin menurunya generasi muda terhadap sektor pertanian harus menjadi perhatian besar sebab krisis di Venezuela menjadi contoh bangsa Indoensia untuk tidak terlena dengan sektor pertanian yang makin redup lahannya dan sumber daya manusianya.
Sangat disayangkan program land reform yang pernah dilakukan pada pemerintahan Ir Soekarno tidak dilanjutkan ,oleh pmerintahan berikutnya dengan meilih jalur alternatif memilih aman dari prespetktif politik.
Ironinya jalur pintas yang ditempuh dengan menebarkan revolusi hijau telah mempreteli status tanah bukan lagi modal dasar paling penting tetapi faktor produksi,harga dan teknologi menjadi modal utama dalam penataan sektor pertanian agar pelan-pelan melupakan tanah sebagai modal dasar dan harta paling strategis masa depannya.
Vietnam dan Thailand menjadi contoh negara yang sangat berpihak pada petani ,petani mndapatkan berbagai kemudahan dalam sarana seperti benih,pupuk,obat dengan harga yang sangat murah dan juga mendapatkan subsidi serta mendapatkan jaminan asuransi saat mengalami kegagalan pada masa panen.
Krisis Venezuela menjadi input bagi negara Indonesia bahwa sektor pertanian akan menjadi faktor penentu masa depan Indonesia jika mampu berthaan menghasilkan bahan pangan yang beranekan ragam,seperti padi,gandum,ubi-ubian,dll
Daulat Pangan akan memperkuat ketahanan nasional,sebab krisis pangan akan menimbulkan gejolak sosial yang berujung kekacauan sosial ,kriminalitas dan menimbulkan kehancuran sebuah negara.
.
Karangnangka 04 Agustus 2016
Mulyono Harsosuwito Putra
Ketua Institut Studi Pedesaan dan Kawasan
Menikmati kejayaan hasil minyak bumi yang menjadi andalan utama menggerakan roda pembangunan ekonomi tetapi lupa membangun sektor pertaninan yang kuat harus dibayar mahal oleh karena sudah terbiasa dengan budaya membeli pangan dari negara-negara tetangga dan terlalu percaya diri dengan hasil ekspor minyak.
Darurat Ekonomi yang diumumkan Presiden Nicolas Maduro sejak 28 April 2016 selama 60 hari sampai hari ini belum berhasil mengangkat Venezuela dari krisis ,karena berbagai faktor yang menyertainya salah satu penyebab adalah anjoknya harga minyak yang memukul ekonomi Venezuela,
Negara yang dikenal melahirkan gadis-gadis cantik yang sering menjadi juara ajang kompetisi putri-putri cantik tingkat dunia seperti Miss Universe ,Miss World dll harus menerima kenyataan rakyat kesussahan membeli pangan karena kesetersidiiaan pangan tidak cukup.
Negara Venezuela dilanda krisis pangan paling parah ditandai berkurangnya stok bahan pangan, dan menggilanya harga bahan pangan yang tak bisa dibeli oleh sebagian rakyat Venezuela..
Gelombang unjuk rasa menuntut ketesediaan bahan pangan ,kejahatan merajalela, pembunuhan,penjarahan,kekerasan antar warga terjadi setiap waktu.
Keterpurukan Venezuela dengan inflasi paling tinggi di dunia berada dalam bahaya kelaparan, upaya untuk memenuhi pangan dilakukan dengan berbagai cara antara lain menukar minyak dengan pangan atau negara-negara yang memiliki hutang dengan Venezuela melunasi hutanya dengan bahan pangan seperti yang dilakukan Jamaika.
Venzuela dikenal negara paling keras menantang Amerika Serikat dan sekutunya saat diperintah Presiden Hugo Chaves tak berdaya menghadapi gempuran badai ekonomi saat penerusnya dari Partai Sosialis Presiden Nicolas Madura dihimpit jatuhnya harga minyak paling parah selama 12 tahun terakhir yakni 28,36 US$/barrelpadahal tahun 2013-204 harga minyak mecapai 100 US $
Gejala merosotnya ekonomi Venezuela sudah terasa sejak tahun 2014 dengan angka penurunan rata-rata 7.!% .signifikan dengan penurunan harga minyak dunia yang tersu menerus merosot menyebabkan keterpurukan ekonomi dan menimbulkan krisis pangan,krisis energi,krisis politik dan krisis mulidimensi
Pelajaran Berharga Bagi Indonesia
Krisis pangan di Venezeula memberikan pelajaran pada negara Indonesia untuk lebih hati-hati melakukan kebijakan ekonomi yang tidak berpihak pada sektor pertanian. Dengan penduduk mayoritas penduduk dengan mata pencaharian sebagai petani sebenarnya tidak terllau sulit untuk mempertahankan kemandirian pangan apabila kebijakan pro petani lebih dikedepankan.
Perubahan paradigma pembangunan yang dianut pemerintah Indonesia sejak awal dekade 1970-an dengan menempatkan Indusrtrialisasi sebagai basis menggerakan pembangunan menggeser sektor pertanian yang selama ini menjadi tumpuan penggerak roda pembangunan menjadi faktor penyangga.
Industrialisai menyebabkan banyak lahan -lahan subur pertanian menjadi kehilangan luas cakupan wilayahnya karena makin banyak yang dijadikan tempat-tempat Industri beserta perangkat pendukungnya seperti perumahan,super market,,dll
Makin menyempitnya lahan pertanian akibat pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi juga makin menurunnya minat kaum muda untuk terjun ke bidang pertanian karena berbagai alasan diantaranya pekerjaan disektor pertanian secara aspek sosiologis tidak bergengsi dan tidak menjanjikan secara finansial.
Makin menurunya generasi muda terhadap sektor pertanian harus menjadi perhatian besar sebab krisis di Venezuela menjadi contoh bangsa Indoensia untuk tidak terlena dengan sektor pertanian yang makin redup lahannya dan sumber daya manusianya.
Sangat disayangkan program land reform yang pernah dilakukan pada pemerintahan Ir Soekarno tidak dilanjutkan ,oleh pmerintahan berikutnya dengan meilih jalur alternatif memilih aman dari prespetktif politik.
Ironinya jalur pintas yang ditempuh dengan menebarkan revolusi hijau telah mempreteli status tanah bukan lagi modal dasar paling penting tetapi faktor produksi,harga dan teknologi menjadi modal utama dalam penataan sektor pertanian agar pelan-pelan melupakan tanah sebagai modal dasar dan harta paling strategis masa depannya.
Vietnam dan Thailand menjadi contoh negara yang sangat berpihak pada petani ,petani mndapatkan berbagai kemudahan dalam sarana seperti benih,pupuk,obat dengan harga yang sangat murah dan juga mendapatkan subsidi serta mendapatkan jaminan asuransi saat mengalami kegagalan pada masa panen.
Krisis Venezuela menjadi input bagi negara Indonesia bahwa sektor pertanian akan menjadi faktor penentu masa depan Indonesia jika mampu berthaan menghasilkan bahan pangan yang beranekan ragam,seperti padi,gandum,ubi-ubian,dll
Daulat Pangan akan memperkuat ketahanan nasional,sebab krisis pangan akan menimbulkan gejolak sosial yang berujung kekacauan sosial ,kriminalitas dan menimbulkan kehancuran sebuah negara.
.
Karangnangka 04 Agustus 2016
Mulyono Harsosuwito Putra
Ketua Institut Studi Pedesaan dan Kawasan
0 comments:
Post a Comment