Catatan Politik Kang Mul
Pertarungan Segi Tiga Singa Balai Kota
Jakarta tetaplah Jakarta dengan sejuta pesona sejuta harapan bagi penduduk Indonesia untuk menginjakkan kakinya mengais rezeki, menapak jejak karir dan jabatan atau sekedar tamasya.
Jakarta menjadi barometer penduduk Indonesia dari Sabang sampai Merauke karena di kota yang didirikan Fatahilah itu pusat adminitrasi pemerintahan Indonesia.
Tak hanya menjadi ibu kota negara, Jakarta merangkap menjadi pusat perdagangan negara kita, Sebuah beban yang cukup berat harus ditanggung sebuah kota yang mempunyai tugas ganda.
Jakarta sudah begitu sumpek, panas,d engan jumlah penduduk yang terus meningkat setiap waktunya akibat urbanisasi dan sempitnya lahan tak menyurutkan masyarakat dari berbagai belahan penjuru untuk bertarung mengadu nasib di sana.
Sukses di Jakarta akan melapangkan jalan hidup yang ditempuhnya,karena berhasil memenangkan perjuangan hidup berkompetisi dengan berbagai ragamanya, Baik aspek ras, suku, agama, etnis, sosial, pendidikan dan aspek lainnya.
Banyak pejabat, penguasa, politisi, budayawan, akademisi yang sukses di Jakarta makin moncer karirnya, seperti Presiden Jokowi sebelumnya Gubernur DKI Jakarta, Kapolri Jendral Pol Tito Karnavian sebelumnya Kapolda Metro Jaya dan masih banyak contoh lainnya.
Siapa sih yang tak merindukan Jakarta ?, karena disana berkumpul para petinggi negeri, konglomerat kelas kakap, budayawan kelas wahid, ilmuwan berkelas dan segudang berlabel bintang satu ada disana.
Tak hanya Istana Merdeka, Gedung Parelemen Senayan, yang diperebutkan, Balaikota Jakarta juga ajang menjadi perebutan banyak pihak untuk mengendalaikan pemerintahan Pemerintahaan Provinsi DKI Jakarta.
Jakarta bulan september ini semakin bergemuruh dengan berlangsungnya tahapan Pilkada DKI Jakarta yang memulai pembukaan pendaftaraan pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur.
Tiga pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur sudah mendaftarkan diri di KPUD DKI Jakarta,
Masing-masing pasangan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni,Anies Baswedan - Sandiago Uno dan pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama- Djarot Saeful Hadi.
Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Herman diusung Partai Demokrat,PAN,PKB dan PPP tergabung dalam Koalisi Poros Cikeas,
Anies Baswedan-Sandiago Uno diusung Partai Gerindra-PKS dan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saeful Hadi diusung PDIP Perjuangan, Partai Golkar, Partai Hanura, Partai Nasdem.
Konfigurasi bakal bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur dalam Pilkada DKI Jakarta tahun ini semakin menarik dengan majunya mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Dr Anies Baswedan, Mayor Agus Haimurti Yudhoyono dan Sylviana Herman.,
Tiga nama diatas jauh dari ekpekstasi hiruk pikuk pemberitaan media sebelumnya yang mengemuka seperti petahana Basuki Tjahaja Purnama -(Ahok), Djarot Saeful Hadi yang sudah menjadi pembicaraan publik bersama Sandiago Uno,(pengusaha ) Prof.Dr Yusril Iizha Mahendra (Ketua Umum PBB), Saefullah Yusuf (Sekda Pemprov DKI),dll
Ahok-Djarot akhirnya berpasangan dan Sandiago Uno memilih turun tahta rela menjadi bakal calon Wakil Gubernur melenggang bertarung di Pilkada DKI Jakarta diusung Koalisi Gemuk PDIP, Partai Golkar, Partai Hanura dan dan Partai Nasdem.
Sementara Prof Dr Yusril Iizha Mahendra terpental dari pusaran pesta demokrasi rakyat DKI Jakarta karena tak mendapatkan kendaraan politik.
Majunya Prof Dr Anies Baswedan dan Agus Harimuri Yudhoyono membuat peta perebutan Balaikota akan semakin menarik karena Ahok akan mendapat lawan yang sulit diiduga kekuatannya.
Ahok dengan segudang presatasi yang telah ditorehkan sejak menggantikan pejabat Gubernur Jokowi dan didampingi Wagub Djarot secara popularitas dan elektabilitas sebelumnya berada paling depan dalam survey yang dilakukan oleh berbagai lembaga survey.
Diatas kertas pasangan Ahok-Djarot diperkirakan bakal mengalahkan lawan-lawannya Anies-Uno dan Agus-Silvyna jika parameter yang dipakai popularitas dan pengalaman dalam dunia birokrasi dan politik, serta didukung mesin politik yang mendukungnnya.
Akan tetapi Anies-Uno yang diusung Partai Gerindra dan PKS tak bisa dianggap sebelah mata karena popularitas Anies Baswedan mempunyai rating cukup tinggi.
Anies sebelum dilantik menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Kerja Presiden Jokowi merupakan mantan Rektor Universitas Paramadida Jakarta, sebuah PTS yang didirikan cendekiawan muslim Prof Dr Nurcholis Madjid.
Poltik sangat dinamis ,bergerak dari detik ke detik semua bisa merubah sulit diduga sebab poltik banyak faktor yang membuat seorang atau pasangan kandidat terpeleset karena kesalahan dan kekeliuran yang dilakukan bisa memporak-porarandakan peluang yang sudah ada di depan mata bisa menjauh.
Jakarta dengan jumlah pemilih yang sangat rasional dengan warna-warni adat,suku,agama ,dan ras mmebutuhkan sikap kehati-hatian para kandidat,tim sukses dan pendukungnya dalam berucap,bertindak.
Melihat komposisi tiga pasangan kandidat Cagub/Wagub DKI yang ada maka akan terjadi pertarungan snegit menjelang pilkada antara pasangan Ahok/Djarot dan Anies/Uno jika dilhat komposisi kedua pendukung Cagub/Wagub.
Sementara pasangan Agus/Ani yang banyak diremehkan kalangan karena dinilai masih terlalu muda justru akan menjadi kandidat kunci Pilkada DKI Jakarta 2017
Jika cerdik justru akan mengambil keuntungan dengan pertarungan sengit kedua pesaingnya dengan memnafaatkan ruang-ruang politik yang lari akibat memanasnya area isu-isu politik yang terjadi.
Petahana Ahok/Djarot bisa saja terpelset apabila ucapan-ucapan Ahok yang terlalu vulgar justru menjadi bumerang dimanfaatkan oleh lawan politiknya yang sudah lama menjadikan Ahok sebagai Cagub yang harus dikalahkan.
Pengalaman Pilkada 2012 dan Pilpres 2014 memberikan pelajaran bahwa kandidat atau tim sukses dan pendukungnya yang sering latah mengucapkan dan membuat berita-berita fitnahan yang tak ada dasar dan buktinya akan menjadikan kurang simpatik.
Kandidat yang teraniaya dan tidak meledak ledak akan disayang pemilih,tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang kurang produktif menyangkut SARA apalagi Jakarta beberapa periode Pemilu dikuasai parpol2 berbasis agama Islam .
Pilkada DKI Jakarta 2017 akan berlangsung menarik dari waktu-ke waktu karena melibatkan seluruh kekuatan politik tingkat nasonal sebab dengan menguasai Jakarta akan menjadi batu loncatan sekaligus iklan politik didaerah-daerah bagi pemenangnya
Karangnangka, 24 September 2016
Mulyono Harsosuwito Putra
Ketua Institut Studi Pedesaan dan Kawasan
Pertarungan Segi Tiga Singa Balai Kota
Jakarta tetaplah Jakarta dengan sejuta pesona sejuta harapan bagi penduduk Indonesia untuk menginjakkan kakinya mengais rezeki, menapak jejak karir dan jabatan atau sekedar tamasya.
Jakarta menjadi barometer penduduk Indonesia dari Sabang sampai Merauke karena di kota yang didirikan Fatahilah itu pusat adminitrasi pemerintahan Indonesia.
Tak hanya menjadi ibu kota negara, Jakarta merangkap menjadi pusat perdagangan negara kita, Sebuah beban yang cukup berat harus ditanggung sebuah kota yang mempunyai tugas ganda.
Jakarta sudah begitu sumpek, panas,d engan jumlah penduduk yang terus meningkat setiap waktunya akibat urbanisasi dan sempitnya lahan tak menyurutkan masyarakat dari berbagai belahan penjuru untuk bertarung mengadu nasib di sana.
Sukses di Jakarta akan melapangkan jalan hidup yang ditempuhnya,karena berhasil memenangkan perjuangan hidup berkompetisi dengan berbagai ragamanya, Baik aspek ras, suku, agama, etnis, sosial, pendidikan dan aspek lainnya.
Banyak pejabat, penguasa, politisi, budayawan, akademisi yang sukses di Jakarta makin moncer karirnya, seperti Presiden Jokowi sebelumnya Gubernur DKI Jakarta, Kapolri Jendral Pol Tito Karnavian sebelumnya Kapolda Metro Jaya dan masih banyak contoh lainnya.
Siapa sih yang tak merindukan Jakarta ?, karena disana berkumpul para petinggi negeri, konglomerat kelas kakap, budayawan kelas wahid, ilmuwan berkelas dan segudang berlabel bintang satu ada disana.
Tak hanya Istana Merdeka, Gedung Parelemen Senayan, yang diperebutkan, Balaikota Jakarta juga ajang menjadi perebutan banyak pihak untuk mengendalaikan pemerintahan Pemerintahaan Provinsi DKI Jakarta.
Jakarta bulan september ini semakin bergemuruh dengan berlangsungnya tahapan Pilkada DKI Jakarta yang memulai pembukaan pendaftaraan pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur.
Tiga pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur sudah mendaftarkan diri di KPUD DKI Jakarta,
Masing-masing pasangan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni,Anies Baswedan - Sandiago Uno dan pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama- Djarot Saeful Hadi.
Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Herman diusung Partai Demokrat,PAN,PKB dan PPP tergabung dalam Koalisi Poros Cikeas,
Anies Baswedan-Sandiago Uno diusung Partai Gerindra-PKS dan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saeful Hadi diusung PDIP Perjuangan, Partai Golkar, Partai Hanura, Partai Nasdem.
Konfigurasi bakal bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur dalam Pilkada DKI Jakarta tahun ini semakin menarik dengan majunya mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Dr Anies Baswedan, Mayor Agus Haimurti Yudhoyono dan Sylviana Herman.,
Tiga nama diatas jauh dari ekpekstasi hiruk pikuk pemberitaan media sebelumnya yang mengemuka seperti petahana Basuki Tjahaja Purnama -(Ahok), Djarot Saeful Hadi yang sudah menjadi pembicaraan publik bersama Sandiago Uno,(pengusaha ) Prof.Dr Yusril Iizha Mahendra (Ketua Umum PBB), Saefullah Yusuf (Sekda Pemprov DKI),dll
Ahok-Djarot akhirnya berpasangan dan Sandiago Uno memilih turun tahta rela menjadi bakal calon Wakil Gubernur melenggang bertarung di Pilkada DKI Jakarta diusung Koalisi Gemuk PDIP, Partai Golkar, Partai Hanura dan dan Partai Nasdem.
Sementara Prof Dr Yusril Iizha Mahendra terpental dari pusaran pesta demokrasi rakyat DKI Jakarta karena tak mendapatkan kendaraan politik.
Majunya Prof Dr Anies Baswedan dan Agus Harimuri Yudhoyono membuat peta perebutan Balaikota akan semakin menarik karena Ahok akan mendapat lawan yang sulit diiduga kekuatannya.
Ahok dengan segudang presatasi yang telah ditorehkan sejak menggantikan pejabat Gubernur Jokowi dan didampingi Wagub Djarot secara popularitas dan elektabilitas sebelumnya berada paling depan dalam survey yang dilakukan oleh berbagai lembaga survey.
Diatas kertas pasangan Ahok-Djarot diperkirakan bakal mengalahkan lawan-lawannya Anies-Uno dan Agus-Silvyna jika parameter yang dipakai popularitas dan pengalaman dalam dunia birokrasi dan politik, serta didukung mesin politik yang mendukungnnya.
Akan tetapi Anies-Uno yang diusung Partai Gerindra dan PKS tak bisa dianggap sebelah mata karena popularitas Anies Baswedan mempunyai rating cukup tinggi.
Anies sebelum dilantik menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Kerja Presiden Jokowi merupakan mantan Rektor Universitas Paramadida Jakarta, sebuah PTS yang didirikan cendekiawan muslim Prof Dr Nurcholis Madjid.
Poltik sangat dinamis ,bergerak dari detik ke detik semua bisa merubah sulit diduga sebab poltik banyak faktor yang membuat seorang atau pasangan kandidat terpeleset karena kesalahan dan kekeliuran yang dilakukan bisa memporak-porarandakan peluang yang sudah ada di depan mata bisa menjauh.
Jakarta dengan jumlah pemilih yang sangat rasional dengan warna-warni adat,suku,agama ,dan ras mmebutuhkan sikap kehati-hatian para kandidat,tim sukses dan pendukungnya dalam berucap,bertindak.
Melihat komposisi tiga pasangan kandidat Cagub/Wagub DKI yang ada maka akan terjadi pertarungan snegit menjelang pilkada antara pasangan Ahok/Djarot dan Anies/Uno jika dilhat komposisi kedua pendukung Cagub/Wagub.
Sementara pasangan Agus/Ani yang banyak diremehkan kalangan karena dinilai masih terlalu muda justru akan menjadi kandidat kunci Pilkada DKI Jakarta 2017
Jika cerdik justru akan mengambil keuntungan dengan pertarungan sengit kedua pesaingnya dengan memnafaatkan ruang-ruang politik yang lari akibat memanasnya area isu-isu politik yang terjadi.
Petahana Ahok/Djarot bisa saja terpelset apabila ucapan-ucapan Ahok yang terlalu vulgar justru menjadi bumerang dimanfaatkan oleh lawan politiknya yang sudah lama menjadikan Ahok sebagai Cagub yang harus dikalahkan.
Pengalaman Pilkada 2012 dan Pilpres 2014 memberikan pelajaran bahwa kandidat atau tim sukses dan pendukungnya yang sering latah mengucapkan dan membuat berita-berita fitnahan yang tak ada dasar dan buktinya akan menjadikan kurang simpatik.
Kandidat yang teraniaya dan tidak meledak ledak akan disayang pemilih,tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang kurang produktif menyangkut SARA apalagi Jakarta beberapa periode Pemilu dikuasai parpol2 berbasis agama Islam .
Pilkada DKI Jakarta 2017 akan berlangsung menarik dari waktu-ke waktu karena melibatkan seluruh kekuatan politik tingkat nasonal sebab dengan menguasai Jakarta akan menjadi batu loncatan sekaligus iklan politik didaerah-daerah bagi pemenangnya
Karangnangka, 24 September 2016
Mulyono Harsosuwito Putra
Ketua Institut Studi Pedesaan dan Kawasan
0 comments:
Post a Comment