Artikel Terbaru

Tuesday, September 20, 2016

Legendhar, Kuliner asal Desa Karangnangka

Menjelajah Kuliner Banyumas
Legendhar, Kuliner asal Desa Karangnangka

Makanan tradisional bernama "Legendhar" sangat asing ditelinga generasi muda karena lebih lekat kue jajanan produk masa kini yang dikemas secara modern.

Panganan Legendhar pada jaman dahulu menjadi panganan penghias meja ruang tamu bersama segelas air teh manis untuk menghormati tamu yang datang berkunjung kerumah warga di desa-desa.

Membuat panganan tradisional Legendhar tetap dijalani Mbok Nasiyah (60) warga RT 4 RW 5 Grumbul Gembrongan Desa Karangnangka disela-sela kesibukannya menjadi buruh tani didesanya.

Istri Pak Kusroni (65 th) sudah puluhan tahun membuat panganan Legendar untuk keperluan sendiri maupun pesanan tetangga dan warga Desa Karangnangka dan sekitarnya.

Legendar rasanya gurih dan enak, karena dibuat dari bahan-bahan beras, bawang putih, bawang merah dan diberi bahan kimia bleng.

Proses pembuatannya melalui beberapa tahap, pertama beras setelah dicuci bersih kemudian dimasak sampai matang lazimnya seperti menanak nasi,


Setelah matang, nasi diangkat dari wadah didinginkan sekian waktu, kemudian dicuci dan diberi bumbu bawang merah, bawang putih serta bleng.

Nasi ditaruh pada lumpang dan ditumbuk beberapa saat lamanya sampai rata.

Sesudah rata dipindahkan ke meja yang telah diberi alas plastik putih tipis digiling dengan botol yang diberi lapisan plastik agar berbentuk lempengan.

Lempengen lalu dipotong-potong dengan pisau disesuiakan ukuran yang dikehendaki.

Hasil potongan-potongan legendar dijemur selama 2-3 menggunakan papan bleketepe, tampir atau tempat menjemur lainnya agar menjadi kering.

Menjemur Legendhar


Setelah kering legendhar dapat dismpan ditempat yang rapat dengan menggunakan wadah yang tertutup rapat agar tak melempem.

Legendar yang telah dijemur dan kering siap dimakan dan disajikan sesudah digoreng diatas wajan


Legendar mentah Mbok Nasiyah dijual Rp 15.000/kg, pelanggannya berasal dari Desa Karangnangka, Kutaliman, Keniten dan desa-desa lainnya.

Karangnangka 19 September 2016
Mulyono Harsosuwito Putra
Ketua Institut Studi Pedesaan dan Kawasan

0 comments:

Post a Comment